Hai-online.com - J.K Rowling, yang dikenal karena karyanya yang sangat fantantis Harry Potter ternyata punya perjalanan hidup yang nggak mudah.
Bahkan J.K Rowling sendiri memulai perjalanannya dengan hidup yang susah dan mengalami depresi hingga mencoba untuk bunuh diri.
Namun Rowling nggak menyerah. Ia memilih untuk bertahan dan melanjutkan hidupnya sebaik mungkin, hingga akhirnya bisa sukses seperti saat ini.
Untuk kamu yang penasaran dengan kisah sosok J.K Rowling, langsung aja nih baca sob!
Sudah mulai menulis sejak umur 6 tahun
Kepanjangan nama J.K. Rowling adalah Joanne Kathleen Rowling dan lahir pada tanggal 31 Juni 1965 di sebuah kota kecil di Yate, Gloucestershire, Inggris.
J.K. Rowling dikenal sebagai seorang pemimpi karena suka menceritakan dongeng yang luar biasa, hasil dari imajinasinya.
Pada usia 6 tahun, J.K. Rowling membuat tulisan pertamanya yang menceritakan tentang seekor kelinci yang sakit dan dikunjungi teman-temannya.
Sejak kecil, ibu J.K. Rowling sering membacakan buku pada anak-anaknya dan dari sini J.K. Rowling memiliki kemampuan berimajinasi dalam pikirannya.
Masalah dalam keluarga
Di usia ke 15 tahun, J.K. Rowling berduka karena neneknya meninggal dunia.
Selain itu, hubungan J.K. Rowling dan ayahnya juga mengalami keretakan. nggak sampai di situ, ibunya mengalami sakit parah yaitu kerusakan saraf.
Baca Juga: Video: Ini Konser Terakhir My Chemical Romance Sebelum Bubar
Masa perkuliahan J.K. Rowling
Setelah lulus dari Sekolah Wyedean pada tahun 1983, J.K. Rowling memutuskan untuk masuk ke Universitas Oxford, tapi dia nggak berhasil lolos ke fakultas pilihannya.
Akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke Universitas Exeter dan belajar tentang bahasa Perancis.
Hal ini ternyata merupakan harapan orang tua J.K. Rowling yang mengharapkan anaknya bisa menjadi sekretaris bilingual.
Pada tahun 1986, J.K. Rowling berhasil lulus dari Universitas Exeter dengan gelar diploma Bachelor of Arts dalam bahasa Perancis dan Klasik.
Kemudian J.K. Rowling pindah ke London dan bekerja sebagai peneliti dan sekretaris bilingual, tapi pekerjaan ini nggak sesuai sama apa yang dia inginkan.
Awal mula ‘Harry Potter’
Pada musim panas tahun 1990, pacar J.K. Rowling pindah ke Manchester untuk menghabiskan akhir pekan sama J.K. Rowling.
Saat balik ke London dengan kereta api, gagasan tentang novel ‘Harry Potter’ tiba-tiba masuk ke dalam pikirannya.
Begitu sampai di rumah, J.K. Rowling langsung segera duduk di meja dan mulai menulis.
Ibunya meninggal
Anne Rowling, ibu J.K. Rowling meninggal pada tanggal 30 Desember 1990 pada usia 45 tahun.
Ibu J.K. Rowling sudah menderita sakit sejak berumur 15 tahun dan akhirnya J.K. Rowling sendiri merasa depresi.
Pernikahan dan perceraian
9 bulan setelah ibunya meninggal, J.K. Rowling memutuskan untuk kembali bangkit dan pindah ke Portugal.
Setelah tinggal selama 18 bulan, J.K. Rowling bertemu dengan wartawan televisi Portugis bernama Jorge Arantes.
Pada tanggal 16 Oktober 1992, mereka memutuskan untuk menikah.
Suaminya sempat menjadi pengangguran dan J.K Rowling harus bekerja keras hingga kelahiran putrinya.
J.K. Rowling melahirkan seorang anak cewek pada tanggal 27 Juli 1993 dan diberi nama Jessica Isabel Rowling Arantes.
Setelah itu, J.K. Rowling mengalami kekerasan rumah tangga dan hal ini membuat J.K. Rowling dan anaknya pindah ke rumah adiknya.
Mengalami depresi
Akhir tahun 1993, J.K. Rowling mencapai titik terendah dan merasa dirinya adalah orang yang gagal.
Dimulai dari pernikahan yang sikat, pengangguran, dan menderita depresi klinis.
Semua permasalahan ini membuat J.K. Rowling berniat untuk bunuh diri.
Bangkit kembali
Depresi yang diderita J.K. Rowling justru menjadi inspirasi sebuah karakter gelap yang bernama Dementor.
Karakter ini ada di novel ketiga dalam serial Harry Potter.
Beberapa bulan kemudian, J.K. Rowling menyewa sebuah apartmen kecil dan hidup bersama anaknya di sana.
J.K. Rowling bertahan hidup dengan tunjangan negara dan merasa malu dengan keadaannya.
Untuk meringankan beban pikiran, setiap hari J.K. Rowling pergi bersama putrinya agar sang putri bisa tidur dengan tenang.
Saat berjalan, biasanya J.K. Rowling mampir di café milik saudara iparnya yaitu Elephant House.
Di café tersebut, J.K. Rowling mengerjakan novel “Harry Potter and the Sorcerer’s Stone.”
J.K. Rowling memasukan setiap pengalaman pahit dalam kehidupannya ke dalam cerita tersebut.
Akhirnya pada tahun 1995 novel “Harry Potter and the Sorcerer’s Stone” selesai dikerjakan dan dibuat ulang sebanyak 15 kali.
Kesempatan emas
J.K. Rowling punya ide untuk mencetak beberapa bab dari novelnya dan dikirim ke beberapa agen literatur sastra.
Salah satu yang menerima cetakan ini adalah Christopher Little, salah satu agen literatur sastra yang cukup terkenal.
Sayangnya Christopher Little merasa cerita ini nnggak menarik dan disimpan ke dalam arsip.
Salah satu pegawai Christopher menemukan arsip tersebut dan merasa tertarik dengan plot dan alur cerita dalam novel karya J.K. Rowling.
Pegawai tersebut akhirnya menaruh arsip it uke atas meja Christopher, dan beruntungnya Christopher mulai tertarik dengan cerita tersebut.
Akhirnya Christopher memutuskan untuk mempromosikan novel itu dan mendapatkan panawaran dengan harga yang tinggi.
Sejak saat itu, banyak pembaca yang tertarik dengan novel “Harry Potter” karya J.K. Rowling ini.
Hidup dengan senang
Hasil kerja keras J.K. Rowling membuatnya bisa membeli rumah dan hidup berdua dengan putrinya di Kawasan elit.
Ditambah lagi dengan kesuksesan dari film “Harry Potter”, J.K. Rowling hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan putrinya.
Meskipun sudah hidup dengan kekayaan yang melimpah, J.K. Rowling tidak lupa untuk menyumbangkan dana kepada orang yang membutuhkan.
Gimana nih, sob, kisah hidup J.K. Rowling menginspirasi banget kan?
Jadi diingat saja, kita nggak boleh menyerah meskipun kita sudah sampai di titik paling bawah.
Artikel ini pertama kali tayang di CewekBanget.id dengan judul "Ternyata J.K. Rowling Penulis ‘Harry Potter’ Pernah Frustasi dan Hampir Bunuh Diri!"