Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bukan Cuma Sumpah, Tapi Ini Dia Yang Terjadi Tanggal 28 Oktober 1928

Rayhadi Shadiq - Senin, 28 Oktober 2019 | 19:00
Ilustrasi 91 tahun sumpah pemuda 28 Oktober 1928 - 2019.
HAI Online/Farhan Haidar

Ilustrasi 91 tahun sumpah pemuda 28 Oktober 1928 - 2019.

Peran orang Tionghoa nggak bisa dipungkiri dalam peristiwa bersejarah itu. Yap, Sie Kong Liong, seorang dari Tionghoa ini nyewain rumahnya di Jalan Kramat Nomor 106 kepada para pemuda yang akhirnya jadi tokoh penting, kayak Muhammad Yamin, Amir Sjarifuddin dan Mr. Assat.

5. Dalam kongres yang dijaga polisi Belanda tersebut, nggak boleh ada kata merdeka

Kongres pemuda tersebut emang berhasil digelar. Tapi bukan berarti penyelenggaraannya gak lepas dari upaya Pemerintah Hindia Belanda untuk menghalang-halanginya. Beberapa polisi Belanda ngejaga ketat berlangsungnya kongres.

Nggak cuma itu, para pemuda juga nggak diperbolehkan untuk nyebut kata ‘Merdeka’. Itu sebabnya, pada saat lagu Indonesia Raya pertama kali ‘diputar’ di hadapan kongres, WR Supratman hanya memainkannya pake biola. Karena lirik lagu Indonesia Raya itu sendiri ada banyak banget kata ‘Merdeka’-nya.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan Milenial untuk Memaknai Hari Sumpah Pemuda

6. Meski untuk kemerdekaan Indonesia, bahasa yang digunakan dalam konferensi masih pake Bahasa Belanda

Dalam Kongres Pemuda II, dinyatakan bahwa seluruh pemuda harus menjunjung tinggi bahasa persatuan, yakni Bahasa Indonesia.

Tapi selama kongres tersebut berlangsung, Bahasa Belanda masih mendominasi. Misalnya kayak Siti Soendari, yang bacain pidato pake Bahasa Belanda, sampai notulen yang nulis rangkaian rapat kongres itu pake Bahasa Belanda.

Meski gitu, ada Mohammad Yamin, sang perumus ikrar Sumpah Pemuda, yang mahir berbahasa Melayu.

7. Beberapa tokoh penting kemudian muncul

Pada hari ini, 28 Oktober 1928 atau 91 tahun lalu, muncul beberapa tokoh penting kayak Amir Sjarifuddin (yang kemudian jadi perdana menteri), Muhammad Yamin (yang kemudian jadi menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan), dan Mr. Assat (yang kemudiam pejabat presiden Republik Indonesia). Selain itu, ada juga nama Sugondo Djojopuspito dan Djoko Marsaid sebagai ketua dan wakil ketua dalam Kongres Pemuda tersebut.

Baca Juga: Yang Muda yang Berkarya! Ini 6 Inovasi Keren Hasil Ciptaan Anak Muda Indonesia

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x