"Sebenarnya sudah dibuktikan bahwa ini memang benar-benar berbeda. Meski sebelumnya di luar (negeri) ada penelitian tentang ini tapi masih belum spesifik dan juga masih inkonsisten," kata dia.
Dari hasil sampel tersebut didapatkan bahwa sidik jari antara orang skizofrenia danyang menderita benar-benar berbeda. Terbukti perbedaan itu sangat signifikan, mencapai 95-99 persen.
Baca Juga: Biar Nggak Nyontek, Sekolah Ini Minta Siswa Pakai Kardus di Kepala Saat Kerjakan Ujian Kimia
Dijelaskan Rizka, perbedaan yang terjadi yaitu pada orang yang menderita skizofrenia maka hasil sidik jarinyanggak utuh atau lurus. Melainkan ada tebalan yang memisah ruas-ruas pola sidik jari tersebut.
Mereka berharap, MAOS APP dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat dalam mendeteksi skizofrenia.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Siswa SMU di Malang Ciptakan Aplikasi Pendeteksi Skizofrenia, Hanya Pakai Sidik Jari."