HAI-Online.com -Beberapa waktu belakangan, ungkapan "orang jahat adalah orang baik yang tersakiti" tengah ramai dikumandangkan oleh para pengguna media sosial setelah mereka selesai menonton film garapan Todd Phillips, Joker.
Menanggapi ungkapan tersebut, seorang psikolog sosial asal Solo, Hening Widyastuti mengatakan bahwa pernyataan "orang jahat adalah orang baik yang tersakiti" hanya berpengaruh pada orang yang lemah secara emosi maupun pikiran.
"Menurut saya pribadi, tidak benar.Untuk kasus film Joker, tidak bisa dipukul rata. Apa yang dialami Joker hanya bisa terjadi pada jiwa yang lemah dalam prinsip dan konsep diri yang tidak kuat," ujar Hening seperti dikutip HAI dari Kompas.com.
Hening menjelaskan, ketika pribadi lemah seperti Joker merasa tersakiti dan merasa hancur harga dirinya, maka ia akan melakukan pembenarandengan bersikap berbeda dari biasanya, contohnya dari baik menjadi jahat, bengis, ataupun keji untuk menetralisir rasa sakit.
Baca Juga: Sempat Terpikir untuk Bunuh Diri, Mahasiswa Ini Akhirnya Lulus setelah Gagal 18 Kali
"Pada akhirnya untuk menetralisir rasa sakit, si individu akan melakukan pembenaran perkataan orang lain yang menyakiti dirinya," jelas Hening lebih lanjut.
Melihat kondisi tersebut, Hening sendiri khawatir nantinya pribadi-pribadi lemah ini tadi bakalan terinspirasi untuk bertindak buruk di dunia nyata karena secara nggak langsung merasa bahwa mereka memiliki kesamaan dengan Joker.
"Yang dikhawatirkan, jika pada satu titik down atau memiliki konflik dengan pihak lain, ingatan tentang profil Joker akan muncul dan dipraktikkan," ucapnya menambahkan.
Maka dari itu, Hening pun menyarankan orang-orang untuk memperkuat iman dan juga hubungan dengan lingkungan keluarga maupun sosial supaya mereka menjadi pribadi yang kuat dan nggak terpikir untuk melakukan tindakan seperti karakter yang diperankan Joaquin Phoenix tersebut.
"Hubungan yang baik antara makhluk dengan Sang Khalik adalah penetralisir segala rumitnya dan ruwetnya kehidupan seseorang dengan masalah-masalahnya. Intinya, lebih mudah untuk kembali menggunakan nalar dan penetralisir kekalutan pikiran dan kesedihan hati," tutup Hening.
Kalau menurut kalian sendiri gimana sob? Setuju nggak dengan ungkapan "orang jahat adalah orang baik yang tersakiti"? (*)