HAI-Online.com - Nggak ada usaha yang berakhir sia-sia, ungkapan tersebut rasanya tepat untuk menggambarkan perjuangan mahasiswa Universitas Teknologi Mara Malaysia bernama Muhammad Rafiq Izzat Zaidi yang berhasil lulus kuliah setelah sempat gagal sebanyak 18 kali.
Melalui cuitan di akun Twitter miliknya beberapa waktu lalu, Rafiq menceritakan bagaimana kisah ketika dia masih menjadi mahasiswa, di mana dia harus menghabiskan waktu 11 semester karena mengalami kegagalan pada belasan mata kuliah sebelum akhirnya bisa lulus.
"Merupakan seorang yang lamban dalam belajar di Fakultas Hukum, aku perlu mengulang 2-3 kali pada tugas tertentu. Tapi semakin gagal, apa yang aku pelajari itu makin membekas di kepalaku. Aku bahkan mengalami kegagalan sebanyak 18 kali sebelum akhirnya bisa lulus," cerita Rafiq.
I m a slow learner in law school. I need to fail roughly 2-3 times to pass certain papers. But the more i failed, the deeper the subject engraved in my head though that costed me 11 sems. I ve failed forward 18 times till i finally graduated.Fail forward.Hard work, works. pic.twitter.com/7Najdt0n9uDilansir dari Malay Mail, Rafiq mengatakan bahwa dia selama ini membutuhkan waktu yang cukup lama jika dibandingkan dengan orang lain, untuk memahami subjek dalam mata kuliah tertentu.— Rafiq Izzat, Esq. (@RaffiqIzzat) 29 September 2019
Baca Juga: Nggak Punya Rupiah Buat Bayar Toilet di Bali, DJ Diplo Nekat Ganti Celana di Pinggir Jalan
"Di semester pertama, aku mengalami kegagalan pada empat mata kuliah tersebut," kata Rafiq memulai cerita soal lika-liku yang dia alami selama masa perkuliahan.
Selain itu, dia juga mengaku sempat merasa tertekan dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri karena teman kuliahnya sebagian besar berhasil lulus dalam 8 semester saja.
"Teman-temanku berhasil menyelesaikan kuliah hanya dalam 8 semester. Tekanan makin muncul setelah melihat mereka memasukki dunia kerja. Hal itu sempat membuatku ingin menabrakkan mobil ke kendaraan dari arah berlawanan untuk menghilangkan semuanya," cerita Rafiq.
Sadar bunuh diri nggak akan menyelesaikan masalah, Rafiq kemudian melanjutkan perjuangannya untuk meraih gelar yang dia impikan, dibantu dengan dukungan dari kedua orang tua serta dosen pembimbingnya.
Keren! Dari sini kita belajar untuk nggak mudah menyerah untuk menggapai mimpi meskipun harus mengalami kegagalan berkali-kali sebelum bisa meraihnya. (*)