Hai-Online.com- Usai kesuksesan album pertama bertajuk 'Multiverses' dan album kedua dengan 'Beberapa Orang Memaafkan', .Feast kembali akan menjamah para penggemarnya dengan album terbarunya tahun depan.
Hai berkesempatan untuk mewawancarai para personel dari .Feast, yaitu Baskara Putra, Fikriawan, dan Adrianus Aristo Haryo atau ramah dengan sapaan Bodat. Berikut rangkuman dari wawancara dengan pihak .Feast
Ada rencana ngeluarin album baru kah?
Baskara: Ada sih, album selanjutnya. Kita beberapa kali sempet bilang di media, kalau akan ada setahun ini. Cuman karena ada beberapa macam hal, kita cicil materinya, jadi masih dicicil. Kita nggak usah bilang kapan, cuman nggak tahun inilah.
Kalau berapa persen albumnya? Kira-kira berapa?
Baskara: 30 lah, ya.
Fikriawan: 25.
Bodat: 27.
Kalau ngomongin soal lagu Kelelawar yang direvisi sendiri, konsep sebenarnya gimana sih? Kenapa ada revisi?
Baskara: Kami kayaknya merasa aja kalau dengan kemampuan musikalitas yang sekarang—mixing, mastering—kita bisa bikin materi-materi yang udah kami rilis sebelumnya itu, menjadi lebih baik lah begitu. Dan sebetulnya, Kelelawar ini salah satu lagu .Feast yang paling besar, cuman nggak pernah jadi single. Jadi, ya kami pikir kenapa nggak dibuat, dalam tanda kutip, “revisinya”. Kalo dengan ilmu sekarang, bakal jadi kayak apa sih. Dan sebenarnya masih ada rencana untuk merevisi-revisi lagu-lagu lain lagi.
Oh, jadi lagu-lagu yang ada di album pertama itu ada peluang untuk direvisi lagi.
Baskara: Iya, satu-satu. Pelan-pelan tapi. Ya, dimulai dari Kelelawar tuh pas lah karena banyak pendengar kita yang baru dengerin kita di album kedua, cuma tahunya kalo dari album pertama Kelelawar doang, satu-satunya dari album itu. Jadi, mungkin dia lucu kalo dibuat revisinya.
Terus kalo misalnya lagu 'Dalam Hitungan' sendiri proses kreatifnya gimana?
Baskara: Dalam Hitungan itu sebenarnya lagu untuk album ketiga. Kita kan di album kedua kemaren, lumayan proses penulisannya,approach-nya pendekatannya album pop kan. Jadi, yang mengerjakan saya sendiri. Pas udah jadi rangkanya, bagannya baru anak-anak turun satu-satu. Sedang kalo ini (album ketiga), kita kembali lagi ke proses pembuatan album pertama di mana emang semuanya masuk studio, bikin dari nol, dan setiap kali ada keputusan yang diambil dari bagan sampai suara semuanya bersama rembukannya. Jadi, musiknya terdengar lebih organik lagi. Album kedua kan di Peradaban, dan Berita Kehilangan lumayan sintetis. Semuanya rasanya pengen semua jadi sintetis gitu, bikinan. Di materi-materi album ketiga ini, seperti salah satunya perhitungan, semuanya dibikin pakai sinyal kering lagi, dari awal biar organik.
Terakhir, soal Synchronize Fest, berarti ini udah ketiga kali ya main di sana. Apa yang bakal .Feast tampilin yang beda dari tahun-tahun sebelumnya? Selain dari lagu-lagu baru.
Baskara: Biasanya kita kan di Sycnhronize selalu becanda ya. Kali ini kami pengen serius sih.
Fikriawan: Iya, pengen serius, lebih berat sih.
Baskara: Lebih berat secara semuanya. Dari pesan yang dibawa, dari visual, belum bisa bilang apa juga, soalnya takut diciduk. Hahaha. Cuman ya gitu, udah tahun ketiga. Kami pengennya ya, tetep seneng-seneng, tapi kami pengennya di panggung juga serius.
Gimana rasanya bisa ngisi di Synchronize Fest?
Baskara: Seneng. Tahun pertama kita dapet waktu itu seneng banget ya. Kayak nggak peduli mau main jam berapa, walaupun itu disuruhnya mau jam berapa aja juga rame sih.
Fikriawan: Kayak apa ya, sebagai band yang terbilang baru, kayak milestone untuk nyampai ke sana. Itu salah satu pencapaian sih. Kalo lo udah dapet di sana, lo udah dapet kognisi lah di industri musik ini, gitu.
(FELIX/HAI)