HAI-Online.com - Belakangan ini, Indonesia sedang diramaikan dengan aksi ribuan mahasiswa yang turun ke jalan. Nggak cuma terjadi di Jakarta, daerah lain seperti Bandung, Makassar, Yogaykarta, dan Surabaya, juga dipenuhi oleh mahasiswa yang menyuarakan penolakan terhadap RUU KUHP dan KPK tersebut.
Demi keadilan bersama, aksi yang berlangsung pada 23 - 24 September tersebut pun mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Dukungan bahkan juga datang dari anak-anak SMA/SMK sederajat. Mereka, yang masih berstatus "pelajar" tersebut, ikut turun demi solidaritas membantu para mahasiswa menyuarakan tuntutan.
Beberapa perdebatan pun muncul. Di satu sisi, ini menandakan bahwa generasi muda berarti memiliki kepedulian yang tinggi untuk bangsanya. Di sisi lain, mereka masih dinilai belum pantas untuk ikut turun ke jalan. Pasalnya, aksi anak STM/SMA/SMK yang terjadi pada Rabu (25/9/2019) kemarin, menuai keributan yang mengakibatkan banyaknya korban luka-luka, dan fasilitas umum yang rusak.
Sebenernya, perlu nggak sih anak STM/SMA/SMK ikut hal seperti ini? Ini dia beberapa tanggapan dari para mahasiswa.
Billy DewandaUniversitas Multimedia Nusantara, Jurnalistik 2016
Gue cuma lihat di Instagram tentang aksi pelajar yang tiba-tiba datang bergerombol yang kayak udah mau tawuran. Gue sendiri melihatnya aksi pelajar ini, istilahnya cuma sebagai bala bantuan untuk melawan polisi aja, karena kehadiran mereka hanya pas bagian ricuh aja. Pas negosiasi untuk masuk gedung DPR, mereka nggak ada.
Dan, gue yakin mereka datang cuman emang mau ribut. Gue nggak tau sih mereka paham atau nggak sama tuntutan yang disuarakan mahasiswa kemarin di DPR, tetapi dengan mereka hanya muncul pas ricuh—meyakinkan gue kalo mereka tuh sebenernya nggak atau apa yang mereka suarakan dan terkesan hanya ikut-ikutan.
Istilahnya, saat ricuh, pelajar ini datang sebagai barisan terdepan dengan mental yang sudah kebentuk buat tawuran untuk bantuin mahasiswa pas ribut ini. Di sisi lain, kehadiran mereka sebenarnya nggak ada salahnya juga. Toh, yang ingin dituntut itu kan dampaknya ke semua golongan masyarakat gitu.
Jadi, kalo pelajar mau ikut menyuarakan—aksinya pun menurut gue nggak ada salahnya, asal mereka punya tujuan dan maksud yang sesuai dengan aksinya.
Baca Juga: 'I Love You 3000' Buat Pemerintah dan DPR
VinnieLondon School of Public Relations, Advertising 2016
Kalo menurut gue, yang anak SMK itu pada gabung sebenarnya mereka punya rasa solidaritas aja sih. Menyaksikan kakak-kakak mahasiswanya pada demo, mereka merasa oh gue harus bantu mereka nih biar bisa diakuin jadi anak Indonesia yang mau Indonesia jadi lebih baik.