Saat sekolah dulu, ia pernahdikucilkan oleh teman-teman sekelasnya dan guru-gurunyayang nggak percaya tentang masalahyang dihadapinya.Setelah diketahui bahwa masalah itu benar adanya, mereka pun meminta maaf.
Minggu ini akan digelar SPM, namun ia tak mampu menghadirinya karena keluarganya tak memiliki uang bensin. Mereka bahkan tak punya uang untuk membeli alat tulis lagi untuk belajar di rumah.
Asfaridah menceritakan bahwakeluarga ini dulunya berkecukupan dansang ayah bekerja sebagai insinyur di lepas pantai.
Baca Juga: Cewek Ini Lamar Cowoknya di Hadapan 50 Ribu Orang Saat MU vs Inter Milan
Namun saat sang ibu meninggal, ayah ini memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan merawat dua anak perempuan serta satu anak laki-lakinya yang cacat.
Mereka pun saat ini hidup kesusahan dan membuat hatiAsfaridah tergerak untuk membantunya, dan meminta orang lain ikut membantu.
(*)