Follow Us

Tony Stark Adalah Kita

Al Sobry - Rabu, 12 Juni 2019 | 09:14
Tony Stark Adalah Kita

Tony Stark Adalah Kita

Gangguan ini biasa ditemukan pada veteran perang. Perlu diingat bahwa di film pertama, ia adalah korban ledakan dari senjata buatannya sendiri. Dan diperparah saat film ke-3 setelah dia berhasil menggiring misil ke markas Chitauri, musuh Avengers, lewat wormhole. Di sepanjang film, Tony selalu waswas, gelisah, dan panik setiap kali ada yg membahas kejadian tersebut.

“Sekarang, mari berkaca ke dalam diri kita. Seringkah kita posting foto pribadi di sosmed dengan harapan banyak mendapat 'like'? Semakin banyak like berarti membuat kita semakin senang,kan? Bukankah itu salah satu bentuk narsisme dakam dosis sangat kecil?” ajak Dennis kepada pembaca dalam tulisannya yang diterbitkan HAI tahun 2015.

Dia juga mengajak kita mengingat untuk pernahkah kita trauma pada hal tertentu? Takut naik mobil karena pernah kecelakaan berkali-kali? Panik melihat sekelompok anak berseragam karena pernah jadi korban tawuran? Atau gelisah setiap ditinggal pergi pacar karena pernah berkali kali diselingkuhi mantan? Itulah salah satu bentuk PTSD dalam dosis kecil.

Baca Juga: Nyangka Nggak Nyangka, Selfie dan 7 Hal Ini Malah Bikin Muka Lo Cepet Tua!

“Harus saya akui, Marvel cukup berani dengan membuat karakternya memiliki kekurangan yang sebenarnya kompleks. Namun justru itulah yang membuat Tony menjadi semakin terasa nyata bagai manusia biasa. Kekurangan inilah yg membuat penonton merasa: ‘Wah, masalah Tony kayak gua banget,nih’ sehingga semakin larut dalam mengikuti alur cerita,” terangnya lagi.

Dan jangan salah, sebenarnya superhero Marvel lainnya pun memiliki masalah kejiwaannya masing-masing.

“Bagi saya, Avengers tak lebih dari sekumpulan penderita gangguan jiwa yang kebetulan memiliki kekuatan di atas rata-rata. Dan premis konsep ini, juga diulang di film marvel lainnya "Guardians Of The Galax’,” jJelasnya.

Meski kebanyakan plot film Marvel secara tersamar adalah film tentang bagaimana perjalanan karakter tersebut "menyembuhkan" kekurangan pada dirinya dengan berbuat baik bagi sesama.

“Maka dari itu, wajar saja kalau suatu hari nanti sebagian dari kalian menonton Avengers: Age Of Ultron sambil bergumam dalam hati: Gua Tony Stark banget!” pungkasnya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest