HAI-online.com -Banyak orang percaya pada anjuranuntuk melakukan 10.000 langkah setiap hari demi menjaga tubuh tetap sehat dan bugar. Meski sebenarnya anjuran ini masih kontroversial.
Ini terbukti dengan banyaknya orang yang menggunakan alat pelacak langkah ketika berjalan kaki. Tapi,bener nggak sih kalau kita perlu melakukan 10.000 langkah setiap hari?
Sebuah penelitian baru justru menunjukkan bahwa kita mungkinnggak perlu berjalan sebanyak itu.
Studi ini mengamati hampir 17.000 perempuan paruh baya berusia rata-rata 72 tahun. Para peneliti mengamati bagaimana jumlah langkah yang dilakukan dengan risiko kematian yang terjadi pada perempuan-perempuan itu.
Baca Juga: Cowok Wajib Bisa Ngerawat Muka: 5 Tips untuk Tetap Menjaga Wajah Lo Supaya Nggak Kusam
Hasilnya, perempuan yang berjalan 4.400 langkah setiap hari memiliki 41 persen risiko kematian yang lebih kecil dibanding yang hanya melakukan 2.700 langkah.
Jumlah langkah ini terus memberi manfaat kesehatan hingga 7.500 langkah setiap hari. Namun, jumlah langkah lebih dari itu justru memberi efek buruk hingga peningkatan risiko kematian.
"Pesan kami bukan pesan baru: aktivitas fisik baik untuk Anda. Tapi yang baru dan mengejurkan adalah seberapa banyak langkah yang harus Anda lakukan untuk mendapatkan manfaat kesehatan," ungkap Dr I-Min Lee, penulis utama penelitian ini dikutip dari Web MD, Rabu (19/05/2019).
Profesor di Harvard Medical School itu mengatakan tidak tahu apakah ada manfaat yang sama pada pria atau orang yang lebih muda.
Baca Juga: Bukan Mitos, Merokok Emang Bisa Bikin Penismu Mengkerut Permanen
Meski begitu, Lee menjelaskan bahwa orang bisa mendapatkan manfaat dari aktivitas fisik.
Lee sendiri mengaku para penelitinggakyakin dari mana mitos 10.000 langkah itu berasal. Mereka menduga itu bermula dari alat pengukur langkah yang dibuat oleh perusahaan Jepang sekitar 1960-an.
Alat itu bernama Manpo-kei atau jika diterjemahkan adalah 10.000 langkah.Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Bukan 10.000, Ini Jumlah Langkah yang Bisa Turunkan Risiko Kematian."