Dalam konsep quantum mechanic, para pelari nggak punya titik yang pasti untuk memulai. Lokasi pelari diberikan dalam bentuk gelombang. Lokasi pelari sepenuhnya bergantung pada gelombang yang mereka lalui. Rumit? Emang rumit banget!
“Ada aturan namanya hukum Born, yang bilang kalau setiap lo melakukan pengukuran terhadap elemen apapun dari satu elektron atau partikel quantum mechanic apapun, maka hasilnya akan memiliki probabilitas tertentu,” jelas Tewari.
“Misalnya elektron yang gue ukur bentuknya gelombang, maka hasilnya nanti akan punya nilai yang lebih besar, dan ada juga yang lebih kecil.”
Konsep di atas adalah konsep dasar mengenai quantum mechanic. Sementara quantum realm versi MCU agak berbeda. Di dunia nyata, emang ada yang namanya quantum realm. Tapi, itu nggak bisa lo pakai untuk melakukan time travel atau time heist.
Pasalnya, quantum realm secara sains adalah tempat di mana hukum mengenai quantum mechanic dianggap nyata dan benar. Yang artinya, kita sekarang berada di quantum realm!
Menurut Tewari, pernyataan di atas jadi salah satu penyebab munculnya berbagai teori soal eksistensi multiverse. Intinya, sebuah partikel di 1 universe, bisa direplikasi menggunakan konsep quantum mechanic.
“Dengan quantum mechanic, idenya adalah semua hal bisa ada di mana-mana. Itu adalah konsep kunci untuk multiverse,” jelas Tewari.
Partikel-partikel yang ada di mana-mana ini terpisah dan tersebardi realitas yang berbeda-beda pula. Dengan adanya konsep multiverse, tidak ada hubungan yang bisa tersambung antara partikel yang sama di universe yang berbeda. Tapi, ada satu pengecualian nih, sob. Ada aturan fisika yang harus dipatahkan untuk bisa berkomunikasi antar universe.
“Ibaratnya kita kayak ada di dalam fishbowl gitu. Untuk bisa berkomunikasi antar universe, kita harus menghancurkan hal yang disebut curved space time. Hal ini mungkin nggak diperbolehkan oleh teori relativitas milik Einstein, dikarenakan bakal menghancurkan beberapa aturan dasar dalam fisika.”
Selain time heist dalam kondisi adanya multiverse, Tewari juga menjelaskan soal kemungkinan time travel dalam konsep general. Intinya sih, konsep time travel bisa aja terjadi, sob. Selama lo bisa bergerak secepat kecepatan cahaya, hehehe.
“Kalau lo bisa bergerak secepat cahaya, lo nggak akan menua. Waktu akan bersifat tetap untuk lo. Karena lo bergerak begitu cepat, waktu akan bergerak lambat. Ini adalah teori yang mungkin terjadi dan bisa aja diuji coba.”
Kalau dilihat-lihat sih, konsep ini mirip sama konsep dasar dalam petualangan yang dilakukan Matthew McConaughey di film Interstellar. Ibaratnya, kalau sepasang saudara kembar jadi objek percobaan, salah satunya stay di bumi dan lainnya pergi mengeksplor ruang angkasa dengan kecepatan cahaya, saat kembali nanti si saudara kembar yang cabut ke ruang angkasa bakalan punya usia yang tetap. Dan saudara kembarnya mungkin udah menuasekitar 20 tahun.