HAI-Online.com – Artikel ini bakalan bahas elemen penting dalam Avengers: Endgame. Buat lo yang belom nonton filmnya, HAI saranin jangan baca artikel ini, sob. Pasalnya, bakalan banyak banget spoiler di sini.
Dalam Endgame, 2 elemen yang punya peran kunci dalam keberhasilan Avengers mengembalikan mereka yang jadi debu adalah Quantum Realm dan Pym Particles.
Yap, teori bahwa akan digunakannya time travel technology dalam Endgame terbukti benar.
Quantum Realm dan Pym Particles sebelumnya udah muncul lebih dulu di Ant-Man and The Wasp. Awalnya memang nggak bisa digunakan untuk time traveling. Tapi, beberapa perkembangan dari kedua teknologi tersebut membuat time travel atau istilahnya Ant-Man time heist, bisa dilakukan.
Baca Juga : Pengumuman, Pengumuman: 'Galaksi Palapa' dari Kelompok Penerbang Roket udah Ada di Layanan Streaming Digital
Hal ini pasti bikin lo garuk-garuk kepala kan, sob? Konsep time heist sendiri sempat bikin mikir beberapa kali, sampai akhirnya kita bisa nerima aja konsep yang dikasih sama Russo Brothers.
Berangkat dari sini, dilansir dari Comic Book, seorang fisikawan Dr. Sumanta Tewari bicara soal konsep quantum realm dalam Endgame dan membandingkannya dengan teori fisika yang ada di dunia nyata.
Tewari yang seroang profesor fisika dan astronomi di Clemson University memiliki penelitian yang berfokus pada perhitungan kuantum dan teori-teori materi terkondensasi. Tewari menjelaskan soal konsep intuisi klasik dan mekanika kuantum.
“Kayak kalau lo duduk di sana, gue duduk di sini. Ini adalah intuisi klasik. Hal itu muncul karena kita adalah sistem besar. Kalau kita mengecil, membawa kita pada kondisi suhu yang sangat rendah, itulah quantum mechanic.”
Quantum mechanic adalah partikel terkecil yang ada di alam semesta, atau biasa disebut partikel subatomik. Konsep ini sejalan dengan konsep yang diakibatkan oleh Pym Particle.
Menurut Tewari, contoh nyata dari konsep ini adalah ketika lo lagi nonton olimpiade lari. Lo perhatikan para pelari selalu memulainya dari titik tertentu.
Dengan menilai lokasi mereka, dan kecepatan saat mereka bepergian, dengan hitungan fisika kita bisa menentukan lokasi yang akan dicapai oleh pelari tersebut. Hal ini menjadi berbeda ketika kita memakai konsep quantum mechanic.