Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Cerita Pemungut Sampah yang Hidup dari Barang-barang Buangan Mark Zuckerberg

Ricky Nugraha - Rabu, 24 April 2019 | 11:00
Ilustrasi pemungut sampah
intellishred.com

Ilustrasi pemungut sampah

HAI-online.com -Ada ungkapan yang menyebutkan bahwa"Sampah seseorangbisa jadi harta bagi orang lain."Ungkapan inicukup masuk akalapabilasampah orang yang dimaksud berasal dari seorang miliarder, seperti pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.

Sampah-sampah yang dibuang oleh Zuckerberg ternyata menjadi incaran para pemungut sampah, dansampah-sampah itu punya nilai yang berharga.

Di negara bagian California, kegiatan memungut sampah secara teknis adalah ilegal. Namun, fakta tersebut nggak menghentikan orang-orang di San Fransisco untuk menjadi pemungut sampah.

Kota ini memiliki kesenjangan yang cukup tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di negara bagian tersebut.

Baca Juga : Wajib Ditiru! Supermarket di Bali Ganti Plastik Pembungkus Sayuran dengan Daun Pisang

Fenomena ini kemudian membuatsejumlah penduduk berpenghasilan rendah mengambil keuntungan dari tetangga mereka yang kaya rayadengan memegang pedoman bahwa orang dengan selera mahal cenderung memiliki sampah yang mahal juga.

Salah satu tetangga Mark Zuckerberg, seorang veteran militer bernama Jake Orta, telah menghasilkan sejumlah uang dengan menjual barang-barang yang ia temukan di tempat sampah yang berada di luar rumah CEOFacebook tersebut.

Saat diwawancaraoleh New York Times, Orta menceritakan betapa takjubnya dia pada apa yang cenderung dibuang orang-orang kaya seperti Zuckerberg.

Dalam tempat sampah di rumah Zuckerberg, ia telah menemukan vacuum cleaner, mesin kopi dan pengering rambut, yang semuanya masih dalam kondisi bagus, alias masih bisa digunakan.

Baca Juga : Hari Buku Sedunia: Ini Penyebab Kenapa Kertas Buku Bisa Berubah Jadi Kuning

Dalam kesempatan lain, ia juga pernah menemukan barang-barang mahal lain seperti celana jeans karya desainer terkenal, sepatu Nike, sepeda, bahkan iPad.

Orta kemudian menjual barang-barang inidengan harapan untuk dapat memenuhi kebutuhannya yaitu sekitar $30 per hari.

Cerita dari Orta ini kemudian memunculkan pertanyaan, mengapa banyak barang-barang bagus dibuang begitu saja oleh orang-orang kaya tersebut?

Apalagi para pemungut ini mengambil dari tempat sampah, yang tentunya nggak mungkin apabila barang-barang tersebut diletakan di sana tanpa disengaja.

Baca Juga : Setelah Thailand, Kini Supermarket di Vietnam Ikut Ganti Plastik dengan Daun Pisang. Indonesia Kapan?

Kecenderungan masyarakat terhadap sampah dan limbah,menciptakansubkultur pemburu sampah bermunculan di banyak wilayah metropolitan.

Para pemungut sampah ini percaya bahwa mereka melakukan pelayanan publik. Mereka percaya bahwa barang-barang yang mereka temukan akan lebih berhargadi toko barang bekas daripada dikubur di tempat pembuangan sampah.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x