HAI-Online.com - Setelah menginvansi Malaysia tahun lalu lewat sebuah tur singkat, band deathcore asal Bandung, Revenge The Fate (RTF) bakal kembali menyambangi dua negara Asia.
Bertajuk Revenge The Fate Awakening Asia Tour 2019, mereka akan meramaikan Singapura dan Jepang.
Rangkaian tur ini berawal dari obrolan bersama gitaris DeadSquad, Stevie Item untuk berpartisipasi dalam Everloud #3 Jepang pada 20 April 2019.
Dari situ, Stevi Item dan Tomoki dari Kandarivas (Band Grindcore asal Jepang) justru membantu menjadwalkan tur Jepang untuk promosi boxset album terbaru RTF, Awakening.
Setelah itu, pertemuan RTF dengan Zu, personil dari No Rest For The Weary (Band Deathcore asal Singapura) tahun lalu di Malaysia, membawa mereka bertemu C.O.D Bookings (Singapura).
"Karena timeline untuk tour di Jepang sudah keluar terlebih dahulu maka kami mencocokan untuk jadwal show di Singapura menjadi sebelum kami berangkat ke Jepang," ungkap Dika, manager RTF.
Rangkaian Tur akan dimulai di The Decline Singapore (16/4), lalu berlanjut ke Eveloud 3 Wildside Tokyo Japan (20/4), Antiknock Tokyo Japan (22/4), Pitbar Tokyo Japan (23/4), Cyclobe Shibuya Japan (25/4), Mescalin Drive Shizouka Japan (26/4), El Puente Yokohama Japan (27/4). Melihat jadwal yang padat, RTF pun melakukan banyak persiapan, terutama mental dan fisik untuk tampil maksimal di tiap penampilannya.
"Pertama urusan administrasi karena ini pertama kali nya kami berangkat ke Singapura dan Jepang. Kedua lebih ke kesiapan mental kami dan fisik karena ini rangkaian tour yang cukup panjang dan pastinya melelahkan. Selain itu kami terus berlatih intens untuk memberikan yang terbaik pada saat perform di tour nanti," terang Dika.
Selain untuk memperkenalkan album baru RTF berjudul Awakening ke pecinta musik deathcore Asia khususnya, Singapura dan Jepang, Dika melihat tur ini bisa sebagai peluang melebarkan sayap musik mereka.
Tak menutup kemungkinan, ke depannya band yang digawangi Anggi (vokal), Gery (gitar), Mow (gitar), Sona (bass), dan Zacky (drum) bakal melepas karya-karya mereka di Singapura dan Jepang yang memiliki pecinta musik deadthcore cukup besar.
"Tur ini bisa membuka relasi baik dengan band, label, promotor dan berbagai pihak terkait, juga potensi kemungkinan pendistribusian karya kami di negara negara tersebut. Sehingga karya kami bisa diterima dan dinikmati oleh pecinta musik Deathcore di sana," kata Dika.
Kesempatan bertandang ke Singapura dan Jepang juga bakal dimanfaatkan RTF membuat konten video atau bahkan video klip untuk single mereka. Namun, tak lupa RTF bakal mencuri banyak ilmu, khususnya soal kultur dan ekosistem musik di Singapura dan Jepang.
"Kami sangat tertarik mempelajari kultur scene musik disana baik utk musik ekstrim atau pun ekosistem musik nya secara umum," pungkas Dika.