Follow Us

Ngobrol Sama Binatang Lebih Sehat daripada Balesin Komen Netizen!

Al Sobry - Minggu, 24 Maret 2019 | 20:10
Balas chat bikin happy tapi ngobrol sama hewan lebih happy lagi

Balas chat bikin happy tapi ngobrol sama hewan lebih happy lagi

HAI-Online.com - Dalam hidup ini, banyak banget kebiasaan-kebiasaan aneh yang bisa bikin kita disangka keren gila. Salah satu contohnya adalah ngobrol sama binatang.

Nah, coba deh lo ngaku ke diri sendiri, kalo mergokin orang lain lagi ngobrol sama binatang, pasti lo ada rasa-rasa menyangka itu orang udah stress apa gila ya?

Duh, ternyata, pemikiran kayak begitu salah besar, lho! Pasalnya, ada alasan ilmiah yang menyebabkan manusia cenderung suka ngobrol sama binatang atau bahkan, benda mati sekalipun.

Yang nggak disangka-sangka lagi, rupanya hal ini memiliki hubungan dengan kecerdasan sosial. Kok bisa?

Baca Juga : Kenalin Kucing Paling Hardcore Sedunia: Nggak Takut Air dan Anjing

Dr Nicholas Epley, profesor ilmu perilaku di University of Chicago dan pakar antropomorphisme malah bilang,"Secara sejarah, antropomorphisme diperlakukan sebagai tanda kekanakan atau kebodohan. Sebenarnya ini adalah produk sampingan alami dari kecenderungan yang membuat manusia secara unik cerdas di bumi ini. Spesies lain nggak punya kecenderungan ini."

Disadari atau nggak, manusia melakukan antropomorfisme pada benda-benda dan kejadian di sepanjang waktu. Salah satu kelaziman antropomorfisme adalah pemberian nama manusia pada obyek-obyek. Contoh sederhananya adalah, ngasih nama ke gitar di kamar, atau ke mobil di parkiran.

Ngobrol Sama Binatang Lebih Sehat daripada Balesin Komen Netizen!

Ngobrol Sama Binatang Lebih Sehat daripada Balesin Komen Netizen!

Untuk hal ini, sebetulnya ada tiga alasan kenapa kita cenderung ngasih nama ke obyek-obyek di sekitar kita. Kita melihat wajah-wajah di mana pun, menghubungkan pikiran ke hal-hal yang disuka dan cenderung mengasosiasikan ketidakpastian dengan manusia.

Sebagai manusia, kita ditanamkan untuk melihat wajah dan insting ini akan membantu kita membedakan teman dengan predator yang berpotensi berbahaya.

Kadang, insting ini begitu kuat sehingga kita melihat wajah-wajah di benda. Hal ini disebut pareidolia.

Hal itu adalah sebuah kelaziman. Bahkan ada akun Twitter dengan pengikut 561.000 pengikut yang membagi foto-foto wajah yang terlihat di benda-benda.

Baca Juga : Selain Monyet Kekar Finlandia, Ini 10 Hewan dengan Tubuh Berotot

"Mata palsu adalah trik yang menipu kita sepanjang waktu. Satu mata yang menipu kita bisa melihat ke jiwa mata itu padahal nggak ada," kata Dr Epley.

"Sebagai makhluk bumi paling sosial, kita sangat sensitif terhadap mata karena mata adalah jendela ke jiwa seseorang," tambahnya.

Gampangnya gini, waktu serangan 11 September di menara kembar New York, beberapa orang melihat wajah setan diasap setelah pesawat menabrak satu menara. Contoh lain lagi adalah wajah di obyek-obyek budaya populer pada film Castaway yang dibintangi Tom Hanks.

Dalam film itu, karakter yang diperankan Tom Hanks memberi wajah pada bola sepak dan menamainya Wilson. Ia mengajak bola itu bicara dan akhirnya sangat tergantung pada bola itu.

Studi-studi yang ada membuktikan, kalau obyek-obyek yang memiliki elemen seperti mata dapat membuat kita merasa seperti sedang diamati. (*)

Sumber: (Kompas.com/Health, Dhorothea)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest