Follow Us

Sejumlah Antivirus untuk Android Ternyata Banyak Tipu-tipunya. Virus Nggak Bisa Terapus Tuntas

Ricky Nugraha - Rabu, 20 Maret 2019 | 12:11
Ilustrasi virus Android
Mobile App Daily

Ilustrasi virus Android

HAI-online.com - AV-Comparatives, perusahaan penguji antivirus asal Austria baru-baru ini mengemukakan hasil laporan penelitian yang mengejutkan.

Dalam penelitian tersebut mengungkap bahwa ternyata sebagian besar software antivirus di Android nggak efektif membersihkan virus dan malware.

Dalam penelitiannya, AV-Comparatives melakukan pengujian pada sebanyak 250 aplikasi antivirus di Android.

Dari situ, tercatat bahwa hanya ada 80 antivirus yang dapat mendeteksi lebih dari 30 persen dari 2.000 aplikasi jahat yang digunakan sebagai bahan uji.

Baca Juga : Sayang Banget, Myspace Dikabarkan Kehilangan Semua Lagu Yang Diupload Pada 2003-2015

Menurut laporan, para peneliti dari AV-Comparatives mengambil seluruh antivirus ini dari sebanyak 138 vendor. Sejumlah nama vendor besar pun masuk di dalamnya seperti Avast, AVG, BitDefender, McAfee, Symantec, dll.

Alih-alih menggunakan emulator, para peneliti menguji secara manual seluruh aplikasi antivirus yang telah mereka pilih untuk penelitian ini.

Para peneliti ini menginstal aplikasi antivirus pada perangkat Android dan kemudian mengatur perangkat agar dapat membuka browser dan mengunduh aplikasi jahat secara otomatis.

Proses ini kemudian dilakukan sebanyak 2.000 kali, dan hasilnya, sebagian besar antivirus nggak dapat bekerja dengan efektif untuk mendeteksi virus ataupun malware.

Baca Juga : Masuk dalam Situs yang Datanya Dijual Hacker, Ini Tanggapan Bukalapak

Padahal menurut tim AV-Comparatives, seluruh aplikasi jahat yang digunakan sebagai bahan uji, adalah malware Android yang paling umum muncul selama 2018 lalu. Jadi seharusnya, tingkat deteksi software antivirus bisa mencapai 90 bahkan 100 persen secara efektif.

Bahkan dalam beberapa kasus, sejumlah antivirus yang diteliti bahkan mendeteksi diri mereka sendiri sebagai aplikasi berbahaya. Hal ini terjadi karena si pembuat antivirus nggak memasukkan aplikasi mereka ke dalam "daftar putih" yang telah dibuat. (*)

Source : Kompas.com, NDTV

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest