Follow Us

Demi Buat Mahasiswa Nyaman, Dosen Ini Selalu Pakai Cosplay saat Mengajar

Bayu Galih Permana - Senin, 11 Maret 2019 | 10:37
Kamarul Arifin, dosen Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) memakai kostum tokoh animasi saat mengajar mahasiswanya.
Twitter

Kamarul Arifin, dosen Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) memakai kostum tokoh animasi saat mengajar mahasiswanya.

HAI-Online.com - Seorang dosen Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Malaysia baru-baru ini ramai menjadi bahan perbincangan banyak orang, khususnya pengguna media sosial, karena selalu menggunakan kostum ketika tengah mengajar.

Dalam videonya yang mendadak viral di Twitter, dosen bernama Kamarul Ariffin Ahmad tersebut terlihat menggunakan kostum tokoh jahat dalam film Sleeping Beauty, Maleficent saat mengajar di dalam kelas.

Seperti yang dikutip HAI dari Tribun Medan, dosen yang telah mengajar jurusan Sastra Inggris di UPSI selama lima tahun itu sendiri mengaku bahwa langkah tersebut diambilnya untuk menarik perhatian dari mahasiswanya.

"Pertama-tama, aku melakukannya untuk menarik perhatian muridku. Aku menyukainya ketika mereka mulai menunjukkan partisipasinya. Ketika aku menggunakan kostum karakter, mereka tak lagi merasa khawatir karena aku dosen," terang Kamarul.

Baca Juga : Remaja Bertanya Sex: Kapan Penis Mulai Tumbuh dan Berhenti Membesar!

Menurut pria berusia 34 tahun tersebut, menggunakan kostum ketika mengajar merupakan cara yang paling tepat untuk menciptakan suasan nyaman dalam kegiatan belajar mengajar.

“Tantangan terberatku adalah membuat siswa nyaman berbicara dalam bahasa Inggris. Aku menemukan bahwa teknik ini adalah yang paling cocok, dan mereka menyukai, karenanya aku melakukannya terus," tambahnya.

Bahkan, setelah sesi kuliah berakhir, Kamarul akan dipanggil oleh mahasiswanya menggunakan nama sama seperti kostum yang digunakannya ketika mengajar.

"Setelah sesi (kuliah) berakhir, mereka akan memanggilku dengan karakter film. Mereka kadang memanggilku Gaga, Maleficent atau Cullen. Dan aku hanya menjawab jika mereka menggunakan bahasa Inggris. Itu caraku mengembangkan rasa percaya diri mereka," terangnya lebih lanjut.

Wah, unik juga ya sob! Tapi kalau menurut kalian sendiri gimana nih, apakah cara serupa bakalan berjalan lancar kalau diterapin di Indonesia? (*)

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest