Follow Us

Tanya Jawab Dengan Stevie Item Tentang Serunya Berkarier di Musik Sidestream dan Mainstream Sekaligus

Rizki Ramadan, Jeanett Verica - Minggu, 10 Maret 2019 | 12:05
Pesan Stevie Item
HAI

Pesan Stevie Item

J: Deadsquad pun salah satu band yang juga mendapat manfaat dari era Myspace waktu berjaya, sekarang FB, Youtube, dan IG. Apa yang sering keliru dipahami oleh musisi di jalur sidestream?

Cara pandang mayoritas yang terlibat di sidestream ini. Bahwa karena serba D.I.Y jadi harus low budget. Padahal, mau sidestream atau mainstream, biaya produksinya sama saja, bahkan di kasus tertentu bisa lebih besar yang sidestream.

Yang dilakukan Deadsquad pada saat itu adalah nekat. Artinya, sudah tau tidak mendapatkan garansi dari tiap panggung bahkan untuk sekedar cover ongkos produksi, sering minus, tapi standar produksinya tidak dibedakan mana gigs yang low atau high profile.

T: Apa yang paling lo cemaskan dari skena arus pinggir ini?

J: Nggak kuat mental saat situasinya berubah. Lebih baik siapkan mentalnya, karena ada juga yang nggak kuat menerima perubahan, menganggap jalur pinggir ini dengan segala keterbatasannya adalah bentuk kepribadian yang kebetulan saja musik sebagai medianya. Nggak peduli siapa penikmatnya dan berapa banyak atau sedikit fansnya.

Ada perbedaan tingkat “keren” antara sidestream dan mainstream, nggak, sih? Musisi mainstream atau sidestream sama saja nilai “keren”-nya. Pertama ya, dari karyanya. Selebihnya, dari faktor-faktor penunjang dari masing-masing musisi itu sendiri. Artinya, ya sama saja musisi yang mainstream kalau memang keren ya keren aja. Begitu juga musisi sidestream. Apa yang harus dilakukan oleh musisi sidestream untuk menjaga “massa”, para pendengar, dan idolanya?

Tetap manggung, tur, dan berkarya. Karena itu adalah bentuk tanggung jawab ke fans, apalagi yang sudah kategori ‘massa’.

Baca Juga : Kebijakan-kebijakan Pemerintah Yang Meresahkan Musisi Dari Masa ke Masa

T: Apa kegelisahan yang pernah lo alami selama bergelut di dunia sidestream?

J: Semenjak tahun ‘92 dan ’93, saat itu Sepultura dan Metallica datang ke Jakarta dan konser di stadion Lebak Bulus. Itu cukup membuktikan bahwa musik metal punya tempatnya sendiri di Tanah Air ini.

T: Gimana ramalan lo terhadap dunia musik Indonesia dalam 5-10 tahun mendatang, terutama di dunia sidestream dan metal?

J: Akan makin banyak band bermunculan dan (datang) dari berbagai macam genre. Akan makin rame. Begitu juga metal, mungkin aja nambah lagi varian subgenre-nya. (*)

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest