Follow Us

4 Fakta Terkait Meninggalnya Tiga Remaja Pendaki di Gunung Tampomas

Bayu Galih Permana - Senin, 04 Maret 2019 | 12:40
Tim Rescue Basarnas Jawa Barat tiba di kaki Gunung Tampomas, Minggu (3/3/2019).
AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Tim Rescue Basarnas Jawa Barat tiba di kaki Gunung Tampomas, Minggu (3/3/2019).

HAI-Online.com - Sebanyak tiga orang pendaki di Gunung Tampomas ditemukan meninggal di dalam tenda setelah diduga mengalami hipotermia akibat hujan yang mengguyur sejak Sabtu siang (2/3).

Seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com, kabar mengenai meninggalnya tiga pendaki di gunung Tampomas disampaikan secara langsug oleh Ridwan Feri Permana selaku Ketua Komunitas Pecinta Alam SCBR Sumedang.

"Informasi yang kami terima, tiga pendaki ini pemula. Itu terlihat karena mereka tidak membawa perlengkapan safety layaknya pendaki. Tiga korban katanya terbujur kaku di dalam tenda," terang Feri ketika ditemui di Pos 1 Gunung Tampomas, Sumedang.

Berikut HAI udah mengumpulkan sejumlah fakta terkait meninggalnya tiga orang pendaki Gunung Tampomas akibat mengalami hipotermia.

1. Ditemukan oleh Pendaki Lain

Seperti yang dikutip HAI dari Tribunnews, ketiga korban di Gunung Tampomas pertama kali ditemukan oleh pendaki lain di Pos 4, Blok Awi Kereteg, Desa Narimbang, pada Minggu pagi (3/3) sekitar pukul 09.00 WIB, yang berhenti setelah melihat tenda miring.

“Kami melihat ada tenda di pos empat yang sudah miring. Kami berteriak memanggil yang ada di dalam tenda tapi tak ada yang menyahut. Di antara kami ada yang turun ke perkampungan untuk melaporkan ada yang tewas," terang salah seorang pendaki, Sahroni.

2. Berasal dari Indramayu

Ketiga pendaki yang menjadi korban di Gunung Tampomas merupakan warga Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, di antaranya Lucky Parikesit (13), Ferdi Firmansyah (13), dan Agip Trisakti (15).

Menurut salah satu anggota keluarga dari Lucky, Saryadi, keponakannya yang saat ini tercatat sebagai pelajar kelas II SMP tersebut berangkat menuju Gunung Tampomas pada Jumat malam (1/3) setelah diajak oleh kedua rekannya pada siang harinya.

"Keponakan saya diajak dua temannya dari Jumat siang," terang Saryadi saat ditemui di RSUD Sumedang, Jawa Barat.

3. Sempat Dilarang Orang Tua

Tiga jasad pendaki Gunung Tampomas tanpa identitas dievakuasi sementara ke kamar jenazah RSUD Sumedang, Minggu (3/3/2019) sore.
AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Tiga jasad pendaki Gunung Tampomas tanpa identitas dievakuasi sementara ke kamar jenazah RSUD Sumedang, Minggu (3/3/2019) sore.

Sebelum berangkat menuju Gunung Tampomas, Lucky sendiri sebenarnya sudah sempat dilarang oleh kedua orang tuanya untuk berangkat, namun terus merengek dan meminta supaya diizinkan mendaki.

Orangtuanya sebenarnya sudah melarang, tetapi anaknya merengek dan meminta diizinkan buat ikut mendaki. Berangkatnya nyari-nyari kesempatan saat orangtuanya lengah," tambah Saryadi sambil tak kuasa meneteskan air mata.

Sama seperti Lucky, pihak keluarga dari Ferdi sendiri diketahui juga melarang dirinya mendaki Gunung Tampomas, namun tetap memaksa untuk pergi.

"Sudah dilarang pergi juga maksa pergi, mungkin ini sudah musibah," terang Nurhadi yang merupakan anggota keluarga dari Ferdi.

4. Orang Tua Korban Mengalami Syok

Meskipun putranya menjadi korban ketika mendaki Gunung Tampomas, orang tua dari Ferdi dan juga Lucky memilih untuk mengirim anggota keluarga lainnya supaya membawa pulang jenazah dari sang anak.

"Orangtua Lucky sama Ferdi enggak ikut. Mereka syok begitu dapat kabar. Keluarga Agip tadi enggak bareng, katanya masih dalam perjalanan,"," ujar Nurhadi menambahkan.

Nah, itu dia sob sejumlah fakta terkait meninggalnya tiga orang pendaki Gunung Tampomas akibat mengalami hipotermia. Semoga dari sini kita belajar supaya mempersiapkan segala sesuatunya dengan benar ketika hendak naik gunung. (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest