Follow Us

Hai

/

Art

Bukan Monalisa, Ini Lho Perempuan yang Paling Banyak Dilukis di Dunia

HAI Internship - Rabu, 09 Januari 2019 | 17:10
Lukisan Model Solidor

Lukisan Model Solidor

Solidor use swimming suit

Solidor use swimming suit

Solidor merupakan perempuan di zamannya yang mencocokkan kepribadian artistik yang cabul dengan ketajaman bisnis yang cerdik dalam mempropagandakan citranya. P

otret dirinya selama tahun 1930-an yang bak Kardashian, secara secara blak-blakan mengubah kehidupan seks dan tubuhnya menjadi sebuah komoditas. Ia memanfaatkan mitologi diri yang selalu sesuai dengan perasaan sendiri dan pendapat artistiknya: this was no ‘lipstick lesbianism’.

Pertama kali, Solidor tampil di publik sebagai seorang penyanyi di Le Brummel Cabaret, Deauville pada tahun 1929. Karirnya dimulai di kota Paris yang saat itu menjadi tempat eksperimen sosial dan seksual. Solidor pun mengaku secara terang-terangan kalo dirinya adalah seorang lesbian lewat lagu yang dibuatnya.

Dilansir dari BBC Culture, Solidor nggak merasa terganggu dengan penilaian orang-orang atau bahkan yang cari tahu preferensinya. Dan pada 1930 rekaman pertama kalinya dimulai.

Baca Juga : Millennial Kreatif itu Gampang Habiskan Uang, Bagaimana Ngaturnya?

solidor use cabaret hat

solidor use cabaret hat

Singkat cerita, Solidor sukses menjadi penyanyi kabaret, dan memiliki kabaret mewah di tahun 1933. Kabaretnya menjadi tempat para seniman Paris berkumpul. Selain sesuai dengan selera pria, Solidor juga menyesuaikan kabaretnya dengan selera wanita.

Lirik lagu yang dibuatnya puitis dan dibawakan dengan gaya jazz. Musik Amerika Latin buatannya pun menjadi mode baru saat itu. Disandang dengan gaun panjang elegan dari satin hitam mengkilap merupakan ciri khasnya saat bernyanyi.

Sebelum memiliki kabaretnya sendiri, Suzy Solidor merupakan wanita pertama pemilik kelab malam di Paris, La Vie Parisienne. Sebanyak 33 potret dirinya ia pajang di panggung kelabnya. Nama besar seperti Edith Piaf dan Marlene Dietrich pernah bernyanyi di panggungnya. Pengunjung kelab Solidor sebagian besar adalah aristokrat, pebisnis, serta para seniman homo dan heteroseksual.

solidor with painting

solidor with painting

Bahkan di zaman kependudukan Nazi sekalipun, kelabnya masih tetap berjalan dan populer di kalangan orang Jerman. Dalam situasi ini, entah diuntungkan atau dirugikan, Suzy Solidor disebut-sebut sebagai kolaborator untuk Jerman.

Source : BBC

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest