Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Membebani Masyarakat dan Produsen, Yamaha Indonesia Minta Pemerintah Kaji Ulang Pajak Motor 300cc

Agung Mustika - Rabu, 05 Desember 2018 | 17:00
Yamaha Minta Pemerintah Indonesia Kaji Ulang Pajang Motor 300cc
Gridoto.com

Yamaha Minta Pemerintah Indonesia Kaji Ulang Pajang Motor 300cc

HAI-Online.com - Di Indonesia motor yang berkapasitas mesin lebih dari 250cc harganya bisa melonjak tinggi.

Ada kebijakan pajak barang mewah untuk motorberkapasitas besar. Sebagai gambaran, PPnBMuntuk motordi atas 250 hingga 500 cc sejak tiga tahun lalu adalah 60 persen.

Efeknya harga motorbisa meningkat 40 persen, jauh lebih tinggi dari harga motorbermesin 250 cc.

Kebijakan itu pun menimbulkan pro-kontra di industri otomotif Tanah Air, salah satunya dari PT Yamaha Indonesia MotorManufacturing (YIMM).

Dyonisius Beti, Vice Executive President dan COO YIMM meminta pemerintah untuk kembali meninjau peraturan motor di atas 250 cc yang dikenakan pajak barang mewah (PPnBM).

"Kami ingin sampaikan ke pihak pemerintah, dan mereka juga sudah mulai melihat kembali," ujar Dyon saat berada di pabrik global YIMM, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (3/12/2018).

Baca Juga : Mau RX King Makin Keren? Beli Emblem-nya, Harganya Cuma Segini

"Kalau ingin produksi 'made in Indonesia', kenapa kita dikenakan pajak 40 persen? Akibatnya kan misal harga motor yang semula Rp 50 jutaan itu bisa melompat jadi hampir Rp 90 juta," lanjutnya.

Dyon nambahin, kebijakan itu dirasa cukup membebani masyarakat dan juga produsen di dalam negeri.

"Kalau 300 cc bebas pajak barang mewah (PPnBm), orang Indonesia bisa menikmati motor 300 cc dengan harga yang tidak begitu beda jauh," imbuh Dyon di sela-sela acara seremoni 1,5 juta ekspor Yamaha Indonesia.

Pihaknya juga meminta keringanan terkait kebijakan pajak barang mewah untuk motor 300 cc, supaya tercipta daya saing di segmen tersebut.

"Ini produksi kita sendiri tapi kenapa kita harus bayar lebih tinggi. Padahal pendapatan orang-orang kita jauh lebih rendah daripada orang Eropa, tapi beli barangnya lebih mahal," ucap Dyon menjelaskan.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x