HAI-Online.com - Pandemi Covid-19 berdamak besar pada banyak sektor termasuk bidang pendidikan. Bahkan, disebutkan pengetahuan dan kemampuan siswa menjadi hilang akibat pandemi atau disebut juga sebagai learning loss.
Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran (learning crisis).
Kemampuan anak-anak Indonesia dalam pembelajaran seketika menurun, disebutkan anak-anak ini nggak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
Baca Juga: Pemerintah Rumania Buka Beasiswa S1-S3 Tahun 2022, Dapat Tunjangan Bulanan
Melansir Kompas.com, informasi dari akun Instagram Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Selasa (11/1/2021), untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut diperlukan transformasi pembelajaran.
Salah satu kunci pentingnya yaitu berada di kurikulum, termasuk menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru.
"Betul bahwa guru yang hebat akan bisa menerapkan pembelajaran yang baik, apa pun kurikulumnya," urai Kepala BSKAP Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo.
Anindito menerangkan, kurikulum yang baik bisa mendorong sebagian besar guru untuk berfokus pada tumbuh kembang karakter dan kompetensi murid. Menurutnya, kurikulum yang baik yaitu nggak memaksa guru untuk ‘kejar tayang materi’. Melainkan mendorong guru untuk lebih memperhatikan kemajuan belajar muridnya.
"Untuk itulah Kemendikbud Ristek mengembangkan kurikulum prototipe ebagai bagian penting upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama dialami," imbuhnya.
Baca Juga: Ketahui 3 Kondisi Medis Warga Sekolah yang Bisa Ikuti PTM Terbatas
Perlu diketahui mulai tahun 2022, kurikulum nasional memiliki tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih satuan pendidikan untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan) dan Kurikulum Prototipe.
Pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 penting dilakukan untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss) pada peserta didik.