“SXSW merupakan festival non-komersil yang memberikan kesempatan bagi band-band baru maupun lama untuk mendapatkan promosi dan coverage kepada pelaku industri musik dunia seperti label, media dan promotor. Oleh karenanya semua akomodasi dan transportasi akan ditanggung oleh peserta Festival (sebagai kompensasi peserta berhak mendapatkan semacam freepass yang bisa dipakai untuk memasuki seluruh arena festival),” tulisnya.
“Hal tersebut mambuat kami harus menanggung biaya sekurang-kurangnya Rp. 150 Juta. Tentu saja uang sebanyak itu tidak kecil bagi band seperti kami.”
Sedangkan untuk masalah Visa, ini pernyataan band Bandung tersebut.
“Semua peserta festival SXSW harus mendapatkan visa kerja supaya secara sah dapat tampil di wilayah Amerika Serikat. Tentu saja membuat visa kerja lebih sulit dan lebih mahal dari pada membuat visa turis. Selain itu juga membutuhkan waktu yang lama,” jelasnya.
Efek Rumah Kaca (2018)
Efek Rumah Kaca (ERK) memang nggak batal tampil di SXSW 2018. Tapi, mereka batal menggunakan bantuan Bekraf untuk melaju ke Amerika Serikat.
ERK menyayangkan kurangnya efisiensi pendanaan dari Bekraf yang hanya menjamin lima dari sembilan personel ERK. Padahal, jumlah dana yang tersedia cukup untuk membiayai sembilan orang atau jumlah total formasi panggung terbaik ERK.
"Dari awal kami sampaikan, untuk SXSW kami tampil dengan formasi album Sinestesia, tapi yang di-support cuma lima orang. Kalau memang dananya sebesar itu, kami tidak perlu putar otak cari dana tambahan untuk memberangkatkan sisa yang tidak di-support Bekraf," ujar bassis Poppie Airil kepada era.id.
"Yang kami permasalahkan bukan jumlah orang yang di-support. Tapi dana untuk lima orang bisa untuk 9-10 orang kalau kami kelola sendiri," tandasnya.
Akhirnya, ERK memilih untuk berangkat sendiri tanpa bantuan Bekraf.