HAI-Online.com - Selamat ulang tahun, Slank! Nggak terasa sudah sepak terjang band rock dengan sejarah panjang di belantika musik Indonesia ini telah mencapaiangka 38 tahun.
Jelas, usia yang bisa dibilang sama sekali nggak muda untuk ukuran grup musik rock di Indonesia yang penuh dengan intrik dan zat kimia di awal karirnya.
Namun Slank tetaplah menjadi Slank, sejak terbentuk sejak 1983 silam, band yang kini dimotori oleh Bimbim, Kaka, Ivanka, Ridho, dan Abdee ini akan terus menjadi band rock monumental yang memberikan warna tersendiri bagi Indonesia.
Karya-karya yang diciptakan oleh Slank hidup dan melekat kuat pada jutaan rakyat Indonesia selama beberapa dekade terakhir.
Baca Juga: Mark Hoppus: Kemoterapi Bikin Gue Depresi, Tapi Kini Gue Siap Bermusik Lagi
Slank banyak berbicara tentang keresahan sosial dan politik, romansa yang jujur, lugas, dan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat di ranahgrass root.
Oleh karena itu, peran Slank pun menjadi cukup vital bagi para penikmat musik dalam melandaskan berbagai kepentingan mereka.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun Lebih Berpisah, Dave Navarro Reunian Lagi Bareng Anthony Kiedis, Berasa RHCP 90an!
Nama Slank pun akhirnya banyak memengaruhi banyak tokoh penting baik dalam hal musikalitas, keberpihakan politik, hingga nilai kemanusiaan yang ditanamkan selama puluhan tahun mereka berkarier.
Mengambil intisari artikel dari Sri Rejeki dari laman Kompas Interaktif, HAI pun mencoba merangkum sejarah Slank yang berusia 38 tahun pada hari Sabtu (26/12) di tahun 2021.
Embrio Slank: Cikini Stone Complex (1983)
Bentuk kecintaan Bimbim terhadap Rolling Stone pada zaman sekolah di SMA Perguruan Cikini dimanifestasikan menjadi grup bernama Cikini Stone Complex pada 1983.
Usia dari grup ini nggak lama, karena mereka benar-benar tampil dengan serba seadanya saat itu tanpa bekal musikalitas tinggi dan alat yang memadai.
Solidaritas dan bumbu pertemanan à la persaudaraan lah yang membuat Bimbim dkk akhirnya berhasil untuk membentuk embrio Slank formasi pertama.
Adalah Erwan (vokal), Bongky (gitar), Denny (bas), dan Kiki (gitar) yang resmi menjadi formasi perdana Slank untuk meladeni keBMan Bimbim dalam bermusik.
Sejak itu, mereka terus aktif untuk mencari panggung meski harus terlibat proses bongkar pasang personel untuk menemukan soliditas hingga enam tahun lamanya.
Setengah Dekade Susah Mencari Panggung
Selain karena panggung yang dirajai oleh pertunjukan rock maskulin yang didominasi oleh God Bless, Slank juga struggling untuk mempertahankan personelnya.
Bahkan, Slank juga harus kerap kali mencoba vokalis cewek sebelum akhirnya Akhadi Wira Satriarji alias Kaka masuk pada 1989 dan melengkapi formulasi terbaik yang diidamkan oleh Bimbim.
Membekali diri dengan marwah rock and roll yang ngehe dan serba idealis, Slank pun gagal untuk menjadi langganan panggung.
Era festival yang menjadi primadona saat itu justru menjadikryptonitetersendiri bagi Slank yang nggak pernah menang.
"Slank pada dasarnyanggak menyukai panggung festival karena seni musik itunggak bisa dinilai dengan angka, karena itu masalah selera," ujar Bimbim tegas dikutip melalui artikel terkait (Kompas, 13 Januari 2002).
Pertemuan dengan Boedi Soesatio: Debut Album 'Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy)' (1990)
Butuh hinggatujuhtahun lamanya sampai Slank akhirnya berhasil melahirkan debut album 'Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy)' sejak terbentuk pada 1983.
Berkali-kali demo lagu-lagu dari Slank nggak ada yang nyangkut di label rekaman dan produser nggak menyurutkan niat dari Bimbim dkk saat itu.
Beruntung akhirnya mereka bertemu dengan sosok bernama Boedi Soesatio yang dengan jelinya melihat potensi Slank kala itu.
Singkat cerita, Boedi Soesatio yang juga menjadi desainer cover art pertama bagi Slank di debut albumnya.
"Waktu itu kami berusahangikutinseleramasyarakat yang God Bless bangetdan malah ditolak oleh produser. Di saat kami hampir frustrasi, kami akhirnya bermusik sesuka kami, dan di titik itu lah justru ada produser yang mau menerima kami,” kata Bimbim.
Intuisi Boedi terbukti, album yang menghasilkan hits 'Memang' dan 'Maafkan' ini pun berhasil meledak di pasaran.
Keberhasilan ini bahkan diganjar oleh BASF Awards 1991 sebagai Pendatang Baru Terbaik. Saat itu, formasi Slank diisi Kaka (vokal), Bimbim (drum), Bongky (bas), Indra (keyboard), dan Pay (gitar).
Potlot: Tongkrongan Organik dengan Substansi Nggak Organik
Sejak itu pula, rumah Bimbim di Jalan Potlot III/14 Pancoran, Jakarta Selatan, dijadikan markas Slank dan kroni-kroninya.
Kesuksesan album pertama Slank menjadititik balik bagi Slank dalam menelurkan album-album selanjutnya yang dibumbui dengan perkenalan mereka dengan substansi kimia berbentuk putau dan zat kimia berbahaya lainnya.
Adalah album 'Kampungan' (1991) yang menjadi gerbang awal Slank dalam membuka jalan sejati dari istilahsex, drug, and rock and rollyang terkenal itu.
Album yang diganjar BASF Awards untuk album penjualan terbaik kategori pop rock ini diisi oleh hit menawan seperti 'Terlalu Manis' dan 'Mawar Merah'.
Namun kesuksesan itu justru membawa Slank pada periode paling "asyik" dalam perjalanan hidup mereka. Potlot pun sukses berubah menjadi sarang narkoba.
Lama kelamaan, pengaruh narkoba kian memperburuk kondisi Slank. Kekompakan mulai pudar, kerap terjadi perselisihan dan masing-masing personil kurang membagi waktu untuk Slank
Puncaknya adalah, dilayangkannya surat pemecatan kepada 3 personil Slank yaitu Bongky, Indra Q dan Pay. Slank pun hanya tersisa 2 personil saja, yakni Bimbim dan Kaka.
Formasi 14 - Slank 7: Formasi Slank Paling Solid
Demi melanjutkan perjuangan yang dilakukan selama lebih dari 13 tahun bersama band yang dibentuknya, Bimbim pun tetap mempertahankan Slank bersama Kaka.
Meski kondisi mereka saat ituserba nggak stabil karena narkoba masih menghinggapi kehidupannya, namun Slank tetap membuat lagu dan melakukan proses rekaman untuk album ke-6 dibantu 2 additional player yakni Ivanka (bass) dan Reynold (gitar).
Singkat cerita, Reynold pun juga memutuskan untuk cabut dan awak Slank pun kelimpungan untuk mencari pengganti.
Atas saran Ivanka dan roadman Lulu Ratna, nama Ridho Hafiedz dan Abdee Negara pun hadir menjadi calon terkuat.
Di luar rencana, Abdee & Ridho datang ke Potlot 14 di hari yang sama. Slank pun langsung ngajak jamming dan minta mereka ngehafal puluhan lagu Slank yang mesti dibawain di puluhan kota.
Sabtu, 11 Oktober 1997 bertempat di Lapangan Sabuga – Bandung, Jawa Barat, Slank pra Formasi 14 pun tampil perdana dengan lancar.
Gara-gara bingung kedua gitaris ini sama-sama jago dan ingin menghadirkan sesuatu yang baru, Slank pun memutuskan untuk menerima keduanya sebagai personil tetap Slank yang mengukuhkan Slank Formasi 14 yang juga dikenal dengan sebutan Slank 7.
Formasi ini pun menjadi formasi dari Slank yang paling solid dan bertahan hingga saat ini. Pada formasi ini juga, Slank menjelma menjadi kekuatan raksasa yang
Peran Ajaib dari Bunda Iffet
Peran Bunda Iffet selaku manajer sekaligus Ibu bagi Slank tentu nggak dapat dilupakan untuk hal di atas.
Meski terkungkung dengan narkoba, Bunda Iffet tetap tekun dan sabar untuk menemukan resep sempurna demi kesuksesan karier musik dari anak dan rekan-rekannya di Slank.
Bunda Iffet sejatinya udah mulai membuntuti aktivitas Slank sejak menyadari anaknya, Bimbim, dan keponakannya, Kaka, memakai narkoba.
”Sekitar 1996, saya melihat ada yang enggakbenerpada diri anak saya. Terciumlah bau bahwa anak ini memakai sesuatu, padahal dia sudah mulai memakai dua tahun sebelumnya,” ungkap Bunda Iffet.
Melihat gelagatnggak benar pada diri anaknya, masuklah Bunda Iffet menangani manajemen mereka. Ia menjadi manajer Slank. Itu terjadi pada 1996. ”Saya merasa bertanggung jawab terhadap mereka,” katanya.
Namun, alih-alih bersikap frontal, Iffet memilih mencurahkan kasih sayang kepada mereka. Iffet mengikuti ke mana pun Slank pergi.
Berkat kesabaran Bunda Iffet untuk mengontol anak-anak Slank, Slank mulai menemukan jalan terang nan lapang di ranah musik yang dibarengi dengan kesuksesan mereka dalam mematenkan namanya sebagai band rock paling berpengaruh di Indonesia.
Slank Masa Kini: Pudarnya Nilai Rock & Roll & Keterlibatan Politik
Ngomongin Slank tentu nggak akanpernah cukup waktu dan lembar halaman yang tersisa untuk menceritakannya secara panjang lebar.
Singkat kata, perjalanan panjang dari Slank punsecara nggak langsung melibatkanmereka kepada banyak variabel yang menentukan bagi dunia hiburan di Indonesia.
Mulai dari gerakan lingkungan, aktivitas anti korupsi, layar lebar, hingga keterlibatan personel pada dunia politik pun mewarnai lika-liku Slank sebagai grup musik.
Baca Juga: Abdee Slank Diangkat Jadi Komisaris Telkom, Kaka: Nggak Kaget Gue, Emang Orangnya Begitu
Pada usia yang ke-38 di tahun 2021 ini, Slank boleh saja mulai dianggap meredup dan nggak seperti Slank yang dulu.
Namun nggak perlu bertele-tele lagi untuk menjelaskan pengaruh Slank dalam belantika musik Nusantara
Diskografi sebanyak 24 album studio menjadi bukti nyata bagi Slank untuk mengarungi karier mereka yang solid selama hampir empat dekade.
Yang terbaru, Slank baru saja menelurkan album berjudul 'Vaksin' yang menangkap fenomena sosial dan politik di masa pandemi.
Selalu ngikutin apa yang terjadi di dunia dan menuangkannya ke dalam sebuah karya, jadi sesuatu yang bisa kita contoh dari Slank. Apa karya Slank favorit lo?