HAI-Online.com - Ada yang masih ingat BIMA Satria Garuda? 'Kamen Rider' ini ternyata ciptaan Reino Barack, lho!
Meskipun udah nggak tayang lagi di televisi, BIMA Satria Garuda berhasil menjadi tokusatsu yang membangkitkan kerinduan anak tahun 90'an dengan pahlawan super asli Jepang, Kamen Rider.
Berikut HAI udah mengumpulkan sejumlah fakta terkait superhero 'BIMA Satria Garuda' buatan Reino Barack.
1. Alasan BIMA Satria Garuda Diciptakan
Dalam keterangannya pada Jakarta Marketing Week enam tahun silam, Reino menjelaskan bahwa tujuannya membuat BIMA Satria Garuda adalah untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh sejumlah pahlawan super asli Indonesia seperti Saras 008 ataupun Panji Tengkorak."Saya merasa, anak-anak Indonesia memang kehilangan sosok superhero, dan masih belum ada pengganti Saras 008, Panji Tengkorak dan lain-lainnya. Kalau pun saat ini ada, hype produk itu sudah dinominasi western, Disney, Nickeledeon dan lainnya," terang Reino.
Maka dari itu, pria kelahiran Jakarta tersebut kemudian memutuskan untuk membuat BIMA Satria Garuda setelah melihat adanya kesempatan untuk membangun sosok superhero yang udah lama hilang dari Indonesia.
"Saya lihat ada kesempatan yang bisa digarap di Indoneasia, maka saya membangun figure yang sudah lama menghilang itu," tambahnya.
2. Bekerja Sama dengan Ishimori Production
Untuk menyukseskan idenya tersebut, Reino Barack kemudian bekerja sama dengan salah satu perusahaan produksi asal Jepang, Ishimori Production dalam proses penggarapan tokusatsu BIMA Satria Garuda.FYI aja nih, Ishimori Production sendiri merupakan perusahaan produksi yang sebelumnya udah khatam dalam pembuatan sejumlah tokusatsu di antaranya Kikaider, Inazuman, Ganbare!! Robocon, dan juga Kamen Rider.
3. Memperkenalkan Indonesia
Selain membangkitkan kenangan akan superhero-superhero lawas, BIMA Satria Garuda ternyata memiliki misi untuk memperkenalkan daerah-daerah di Indonesia kepada para penonton, lewat lokasi syuting yang dipilih.Hal ini disampaikan langsung oleh salah satu aktor pemeran utama dalam tokusatsu asli Indonesia tersebut, Christian Loho dalam wawancaranya dengan HAI pada tahun 2013 lalu.