"Walaupun nggak ada yang denger, 90 orang yang denger aja udah seneng banget!" tegasnya.
Ardhito pun mengaku, walau memiliki suara yang bagus, ia tetap nggak pede kalau bernyanyi sendiri. "Banyak banget, sih, cobaan kayak gitu."
Memutuskan Jadi Musisi
Setelah lulus kuliah, Ardhito pun berkerja. Walau akhirnya, setelah 2 tahun berkerja, ia merasa capek dan nggak mau kerja lagi. "Akhirnya gue memutuskan untuk jadi musisi aja."
Pada tahun 2014, Ardhito fokus untuk bersolo karier. Ia benar-benar merasakan sulitnya mendistribusikan karya agar lagu-lagunya dapat didengar khalayak.
"Struggle-nya ada, gue mulai upload ke YouTube, Soundcloud, sampai-sampai gue upload ke Mediafire biar lagu gue bisa diunggah sama orang," katanya jujur.
Digaet Label Sony Music Indonesia
Merasakan beratnya menjadi solois dan mengerjakan segalanya sendiri, akhirnya Ardhito dikontrak oleh Sony Music Indonesia. Hal ini pun berujung pada proses rekaman ulang lagunya yang berjudul Bitterlove.
"Yang versi awal Bitterlove, itu gue rekam di rumah, mixing dan mastering gue sendiri," tuturnya.
"Kalau yang baru, yang beda cuma di masalah produksinya aja. Dulu, gue rekaman cuma pakai MIDI controller, dengan label, gue bisa rekaman pakai piano analog beneran!" jelasnya.
Perjalanan Ardhito, mulai dari mengunggah lagu-lagunya di dunia maya, sampai akhirnya dikontrak Sony Music Indonesia, mengajarkan kepada kita bahwa kerja keras tidak mengkhianati hasil.
Kalau kamu sekarang berada di posisi Ardhito yang sedang berkerja keras, jangan putus asa, terus kejar cita-citamu setinggi mungkin!