HAI-Online.com – Ada kejadian nahas yang menimpa seorang bocah di Pekalongan pada September lalu. Jadi saat melakukan khitanan atau sunat, entah kenapa petugasnya bukan memotong kulit luar (kulup) melainkan badan penisnya.
Tentu saja si bocah menjerit kesakitan. Pasalnya kehilangan penis di usia dini bakal berdampak nggak cuma ke fisik tapi juga mental si anak.
Atas kejadian tersebut, keluarga korban pun memperkarakan tukang sunat yang lalai itu.
Baca Juga : Bikin Cowok Kaget, Ternyata Penis Bisa Kesemutan Kalo Lama Beginian!
Nah, bagaimana selanjutnya? Kalau belajar dari kasus penis kepotong, tahun lalu di Jenewa juga ada sebuah keluarga yang menuntut dokter untuk dampak kelalaiannya tiga tahun sebelumnya terhadap putra mereka yang disunat ketika berusia empat tahun.
Alih-alih segera melarikan sang anak ke rumah sakit, selama empat jam dokter meminta keluarga menunggunya mencari ukuran kateter yang tepat untuk memasang kembali penis.
Meski penisnya berhasil direkonstruksi, dalam beberapa bulan setelah operasi bocah itu tidak bisa buang air kecil secara normal. Ibunya bilang, air kencing menyembur ke tiga arah.
Bentuk penisnya tidak sempurna, sedikit bengkok. Ia pun harus berjuang menghadapi trauma sekitar tiga tahun, dan masih perlu menunggu sampai berusia 18 tahun, untuk melihat apakah prosedur lebih lanjut terhadap penisnya diperlukan.
Nah, bagaimana kalau penis terpotong, kata dr Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, dilansir HAI dari beritagar, biasanya itu tidak sampai memengaruhi dua fungsi penis, yaitu sebagai saluran kencing dan fungsi seksual.
Baca Juga : Bukan Cuma Badan, Penis Kamu Juga Bisa Kena Flu, Ini Penjelasannya
Namun, lanjut dia, sebesar apa masalah yang bisa ditimbulkan? Kembali lagi pada kondisi penderita.
Pada bocah Pekalongan misalnya, terpotong oleh laser jauh lebih berisiko dibanding menggunakan pisau.