HAI-online.com - Sebuah artikel baru dalam jurnal Science mengeksplorasi sebuah program yang dibiayai oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Amerika Serikat.
Program yang diberi nama Insect Allies ini bertujuan untuk menggunakan serangga dan virus yang sudah dimodifikasi secara genetis untuk meningkatkan ketahanan pangan di AS.
Menurut DARPA, tentara serangga dapat lebih cepat memasukkan gen resisten kekeringan pada jagung daripada harus menanam ulang biji yang sudah dimodifikasi secara genetis.
Namun hal ini diragukan oleh tim peneliti dan pakar hukum dalam jurnal Science.
Menurut mereka, program ini dapat dengan mudah dialihfungsikan menjadi senjata biologis karena DARPA adalah badan yang bertanggung jawab untuk perkembangan teknologi militer AS.
Baca Juga : Ini Dia Isi Dari Surat Albert Einstein yang Laku Dilelang Rp22 Miliar
Namun manajer program Insect Allies, Blake Bextine, membantah hal tersebut dengan mengatakan bahwa kapan pun ada perkembangan teknologi yang baru dan revolusioner akan selalu ada potensi untuk menggunakannya sebagai sesuatu yang ofensif dan defensif.
Menurut Blake, timnya hanya memberikan sifat-sifat positif pada tanaman untuk memastikan keamanan pangan nasional.
Blake juga mengatakan bahwa program ini masih baru tahap awal, dan empat universitas di AS (Boyce Thompson Institute, Penn State University, The Ohio State University and the University of Texas at Austin) telah menerima pembiayaan untuk melanjutkan penelitian.
Terakhir, proyek ini telah menguji apakah seekor kutu daun bisa menginfeksi sebatang jagung dengan virus yang telah dirancang untuk membuatnya bersifat fluoresens. Hasilnya, jagung tersebut bersinar.