HAI-Online.com -Selama ini banyak orang beranggapan bahwa stres dan depresi merupakan satu hal yang sama, padahal mereka berdua sebenarnya berbeda.
Stres disebut hadir dalam jutaan bentuk dan memiliki arti berbeda bagi setiap orang, entah karena masalah keluarga, tekanan pekerjaan dan keuangan, juga kesepian.
Menurut dokter Dimitrios Paschos yang berprofesi sebagai psikiater, stres sendiri sebenarnya bukanlah istilah dalam pengertian medis, melainkan suatu rasa cemas yang dialami setiap orang.
"Stres bukan istilah yang kami rujuk dalam pengertian medis. Banyak orang mengatakan ‘stres’ padahal sebenarnya mereka sedang membicarakan tentang kecemasan," terang Paschos.
Baca Juga : Nggak Usah Berusaha Jadi yang Paling Sempurna, Soalnya Perfeksionis Gampang Stres
Kecemasan dalam konteks klinis berarti dua hal, bisa saja merupakan respons dari tubuh seperti merasa tegang, jantung berdebar lebih cepat, sulit menjaga keseimbangan, dan berkeringat ketika sesuatu yang buruk akan terjadi.
Selain itu, ada komponen berpikiryang biasanya membuat orang-orang akan terus khawatir atau merenung.
Berbeda dengan stres, depresi merupakanmasalah kesehatan mental yang umum, dapat menyebabkan periode kesedihan yang berkepanjangan dan memicu pikiran bunuh diri.
"Ini merupakan penyakit umum yang cukup banyak menyerang populasi dunia. Sama seperti gangguan kardiovaskular, depresi dikategorikan sebagai sebuah penyakit," ujarnya.
Baca Juga : Menurut Penelitian,
Salah seorang ahli farmasi dari NHS Standards an Services, Dr. Jane Devenish mengungkapkan bahwa depresi membuat mood kita selalu buruk, dan stres merupakan salah satu pemicunya.
"Secara signifikan, depresi berbeda dari stres. Saat mengidap depresi, mood Anda selalu buruk dan itu memengaruhi kehidupan sehari-hari. Sementara, stres hanyalah salah satu pemicunya,” terang Devenish.