HAI-Online.com - Ngomongin film yang mengusung gimmick teknologi sebagai setting film keseluruhan, sebenernya udah ada sejak beberapa tahun lalu. Tepatnya saat film Open Windows tahun 2014 lalu dan Unfriended tahun 2015 lalu.
Kedua film di atas menggunakan teknologi sebagai latar. Entah interface laptop atau handphone, nunjukin para karakter yang lagi menggunakan teknologi tersebut.
Gimmick ini jadi cara untuk ngirimin jalan cerita ke penonton, bikin kita ngerasa sedang nontonin live streaming di laptop, log in ke sosial media si karakter, atau bahkan bikin kita ngerasa lagi ngerespon langsung chat dari karakter tersebut.
BACA DEH:Tampil di Reading Festival, Mike Shinoda Jadi Emosional ke Chester Bennington
Mengusung gimmick kayak gini menarik banget, sob. Gimana nggak, sekarang ini teknologi udah jadi dunia kedua kita.
Hampir sebagian besar kehidupan kita berlangsung lewat teknologi. Dan karena udah familiar sama teknologi, alhasil bisa bikin kita merasa lebih dekat dengan cerita yang coba diusung sama gimmick kayak gini.
Hal kayak gini yang coba diusung sama Searching. Film Searching sendiri bercerita soal seorang ayah tunggal yang nyari anaknya, Margot, yang nggak pulang setelah sesi belajar kelompok di rumah temennya. David Kim, sang ayah, dan Margot sering hanya komunikasi via chat dan face time karena sama-sama sibuk.
Setelah beberapa lama masih belum ada petunjuk di mana Margot, David ngerasa kalau dirinya harus nyari Margot lewat aspek yang paling dekat dalam kehidupannya. Dan lewat teknologi, yaitu laptop Margot, David nyoba untuk cari tahu di mana Margot berada. Dan kejutan yang dia temukan adalah ternyata dia sama sekali nggak tahu anaknya tuh kayak gimana.
Film Searching yang disutradarai sama Aneesh Chaganty ini dibintangi sama John Cho, Sara Sohn, Michelle La, Joseph Lee, dan Debra Messing. Ada perbedaan yang signifikan banget antara Searching dan dua film pendahulunya dengan gimmick serupa, Unfriended dan Open Windows.
Dalam Searching, Chaganty mencoba buat menggaet penonton dengan cara yang lebih dramatis. Beda sama Unfriended misalnya, yang menurut HAI sih menonjolkan banget aspek horor gore-nya tanpa ada banyak emosi yang dimainkan.
Dengan mengunci aspek hubungan ayah-anak dan parenting modern ini alhasil banyak mainin emosi di dalamnya. Dan emosi tersebut sukses bikin penonton seakan ikut ngerasain perjuangan David, bahkan berada dalam kepanikan pencarian Margot.
Intimasi yang sukses dibangun dengan emosi