Pasalnya, rumah mereka sangat jauh, bahkan di luar pulau Jawa. Maka dari itu, bakal sangat nggak efektif kalau pulang seminggu sekali.
3. Pelajaran Dibagi Dua
Belajar akademis di SKO itu sangat santai, bahkan, sepenglihatan HAI di SKO Ragunan, banyak yang lebih fokus berlatih di lapangan.Jadi, ada dua sistem pembelajaran di SKO; yang pertama, mereka akan dilatih secara teori maupun praktek terkait cabang olahraga yang mereka pilih.
Biasanya, pembelajaran ini dimulai pagi hari, dan juga sore hari, karena pada siang harinya, mereka harus belajar akademis di ruangan.
Ketika mereka belajar akademis, apa yang mereka dapatkan juga sama seperti murid-murid di SMA pada umumnya. Mulai dari Matematika, Sosiologi, Kimia, Bahasa Indonesia dan lain-lain.
4. Sistem Degradasi
Mungkin sistem yang satu ini lebih dikenal dengan kata drop out kalau di SMA pada umumnya.Di SKO juga ada, lho, peraturan seperti ini, namun dikenal dengan nama degradasi.
Para murid-murid yang tidak memiliki prestasi dalam bidang olahraga dalam waktu yang sudah ditentukan, biasanya dipulangkan ke kota asalnya dan dicarikan SMA lain di sana.
Pasalnya, murid-murid di SKO difokuskan untuk berprestasi di kejuaraan nasional dan bahkan luar negeri. Kalau mereka nggak bisa membuktikan bahwa diri mereka berprestasi, dengan berat hati pihak dari SKO-nya bakal memulangkan mereka ke kota asal.