Story Telling Belum Matang
Selain formula yang basi dan salah eksekusi, film ini juga gagal dari segi penceritaan dan karakterisasi. Kedua elemen yang penting banget ini malah kayak digarap asal-asalan, sob. Penceritaan yang dikemas dalam film ini sama sekali nggak dalam dan mengikat.
Ceritanya klise, yaitu tentang sebuah kekuatan supranatural yang luar biasa kuat dan nggak bisa dibunuh mau gimana pun. Tapi, kekuatan supranatural aka si Slender Man ini nggak dijelasin lebih lanjut. Penonton nggak dijelasin tentang siapa dia, awalnya dari mana, kenapa sih dia muncul, atau apa tujuan dia ngambilin anak-anak.
Sama sekali nggak ada penjelasan siapa sih Slender Man itu, kenapa dia muncul. Atau kenapa dia berperawakan slender kayak gitu, kenapa dia pakai jas, dan kenapa dia nggak punya wajah? Atau di mana sih "markas" dia? Ke mana anak-anak setelah dibawa? Atau kenapa Slender Man juga punya banyak sulur mirip laba-laba? Banyak banget pertanyaan yang tersisa setelah nonton film ini. Nggak enak banget, sob.
Kita cuma tahu kalau Slender Man itu adalah sebentuk kekuatan "bioelectric". Itu pun penjelasannya hanya sekilas ketika Wren melakukan riset di perpustakaan. Adegan yang lagi-lagi klise karena udah sering banget dilakukan di banyak film horor. Kalian masih inget dengan adegan Pennywise yang muncul di perpustakaan saat salah satu tokohnya lagi riset di perpustakaan? Nah, itu dia.
Nggak ada backstory yang kuat soal Slender Man dan kenapa kita harus takut sama dia. Itu bikin tokoh Slender Man sendiri jadi super lemah dan nggak nakutin sama sekali. Dia jadi nggak punya aura superioritas yang dimiliki sama Pennywise di IT, Valak di Conjuring, Freddy Krueger di Night on Elm Street, atau Annabelle si boneka kesayangan kita semua.
Hal ini tentu aja disayangkan banget, sob. Karena seperti yang kalian tahu Slender Man sendiri pernah jadi fenomena internet meme paling nyeremin. Muncul sejak 2009 lalu dari sebuah akun bernama Victor Surge, Slender Man yang digambarkan sebagai pria berpostur tinggi kurus dengan kaki dan tangan panjang nggak wajar dan wajah featureless ini sukses jadi sensasi yang cukup besar.
Sayang banget ketika difilmkan, karakter ini malah nggak dikasih porsi yang cukup besar, nggak cuman di screentime aja maksudnya, tapi juga jalinan ceritanya. Padahal kalau dikasih cerita yang kuat dan backstory yang asik, Slender Man bisa jadi salah satu ikon di genre horor, lho.
Unggul di Suara dan Sinematografi
Tapi untungnya, film ini masih punya aspek yang bisa dibilang bagus, yaitu sound dan sinematografinya. Scoringnya sendiri digawangi sama sosok luar biasa ajaib di belakang serial Game of Thrones dan Westworld; Ramin Djawadi dan Brandon Campbell. Ya jelas lah, soundnya bakal super keren.