Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kamu Suka Kalap Saat Makan? Jangan-jangan Kamu Suka Musik Metal

- Selasa, 31 Juli 2018 | 11:47
Kamu Suka Kalap Saat Makan? Jangan-jangan Kamu Suka Musik Metal

HAI-ONLINE.COM - Mungkin kamu terbiasa makan sambil mendengarkan musik — entah dari headset atau headphone masing-masing, atau lewat speaker ketika berada di foodcourt mall dan restoran. Mendengarkan musik sambil makan memang bikin suasana tambah santai, tapi tanpa disadari musik juga bisa memengaruhi selera makan. Apalagi kalau volumenya kencang. Tambah kalaplah porsi makanmu. Mengapa begitu? Ya. Pernyataan di atas disimpulkan oleh sekelompok periset dari University of South Florida dalam studi yang dimuat oleh Journal of the Academy of Marketing Science. Mereka ingin mengetahui apakah volume musik bisa memengaruhi keputusan seseorang untuk memilih makanan. Peneliti secara sengaja menyetel berbagai genre musik dengan tingkat kebisingan 50-70 desibel (db) di sebuah kafe berlokasi di Stockholm, Swedia, selama dua hari berturut-turut. Sebagai gambaran, volume suara kisaran 50-70 dB sudah termasuk keras; setara dengan suara percapakan biasa, alat pengering rambut atau penyedot debu, lalu lintas sangat ramai, dan alarm jam.Mereka kemudian menempelkan tiga macam label (sehat, nggak sehat, dan netral/biasa saja) pada setiap menu yang disajikan. Setelah dua hari pengamatan, tim periset menemukan bahwa musik dengan genre tenang yang disetel dengan volume kecil berhasil membuat orang-orang memilih makanan yang ada dalam kategori sehat.

Cek: Cosplay Thanos dan Gamora Kecil oleh Ayah-Anak Ini Viral di InternetUntuk lebih memastikan hasil penelitian, mereka kembali melakukan pengamatan yang sama di lokasi berbeda yaitu di swalayan. Mereka membuat dua skenario di waktu yang berbeda; satu dengan volume pelan dan satunya dengan volume kencang. Ketika dipasang musik bervolume keras, pengunjung tanpa disadari lebih cenderung untuk memilih jenis makanan yang kurang sehat. Sementara itu, pembeli yang mendengarkan volume musik pelan cenderung mengambil bahan-bahan makanan yang sehat.

Penelitian di atas melaporkan bahwa kencang nggaknya suara musik yang didengarkan, baik secara sengaja atau nggak, ternyata memengaruhi keputusan mereka dalam memilih makanan. Orang-orang yang makan sambil mendengarkan musik kencang lebih memilih menu makanan yang kurang sehat, seperti kue cokelat atau burger ketimbang salad buah. Sebaliknya, orang-orang yang diperdengarkan musik bervolume pelan saat mereka sedang pilih-pilih menu akhirnya membeli makanan yang sehat, seperti salad. Dari sini mungkin kita berpikiran bahwa nggak mendengarkan musik adalah solusi yang paling baik. Karena semakin rendah volume musik yang didengarkan, maka semakin sehat pilihan makanan seseorang. Namun, orang-orang yang bahkan nggak mendengarkan musik sama sekali justru menunjukkan kecenderungan yang sama dengan kelompok orang pendengar musik kencang — sama-sama memilih makanan yang kurang sehat. Para peneliti percaya bahwa musik bergenre tenang, seperti musik klasik dan blues, memperlambat detak jantung dan mengatur napas jadi lebih stabil, sekaligus meningkatkan mood dan meningkatkan fungsi otak. Hasilnya, makan sambil mendengarkan musik pelan membuat kita merasa lebih tenang dan nyaman. Semua kombinasi ini yang kemudian akan memengaruhi bagaimana kita mengambil keputusan yang logis. Maka nggak heran, keputusan yang diambil dalam suasana tenang biasanya akan membuahkan hasil yang paling menguntungkan. Sebaliknya, musik bergenre riang dan bertempo cepat yang disetel dengan volume kencang justru memicu otak bekerja terlalu aktif (overstimulasi) sehingga meningkatkan stres dan membuat kita terburu-buru mengambil keputusan yang nggak tepat.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Semakin Kencang Musikmu, Makin Kalap Makanmu".

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x