HAI-ONLINE.COM - Empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan biskuit atau cookies dengan bahan tambahan bubuk daun sirsak yang berpotensi mencegah penyakit tumor dan kanker. Keempat mahasiswa tersebut adalah Diah Ayu W, Athaya Shafiyya, Muhammad Haidar I., dan Ayu Sundari. Biskuit tersebut berpotensi mencegah penyakit tumor dan kanker karena daun sirsak memiliki kandungan antioksidan dan acetogenin (zat anti kanker).
Ide pembuatan biskuit Ide pembuatan biskuit ini berawal dari keprihatinan terhadap pola hidup masyarakat modern yang senang mengonsumsi makanan instan. "Awalnya kami melihat bahwa masyarakat Indonesia era sekarang ini mulai dari anak-anak sampai dewasa mempunyai kecenderungan yang tinggi untuk mengonsumsi junk food dan makanan instan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan di dalam tubuh kita. Tanpa disadari, konsumsi makanan nggak sehat itu dapat memicu radikal bebas dalam tubuh, sehingga dalam jangka panjang dapat memicu zat-zat karsinogenik yang menimbulkan penyakit tumor dan kanker. Melihat fenomena tersebut, kami berpikir untuk mencari alternatif untuk pencegahan kanker dan tumor sedini mungkin," kata Diah kepada Kompas.com, Senin (9/7/2018).
Cek: 5 Film Ini Bercerita Tentang Piala Dunia, Ayo Tonton Sebelum Final!"Akhirnya, kami menemukannya di daun sirsak. Kemudian, berpikir untuk menciptakan produk cookies yang mana banyak disukai oleh semua orang segala usia dengan tambahan bubuk daun sirsak sebagai nilai fungsional berpotensi untuk pencegahan tumor dan kanker," lanjut dia. Pengembangan ide pembuatan makanan ini didukung oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) sebagai salah satu tim yang lolos PKM-K.
Proses pembuatan biskuit
Daun sirsak yang digunakan sebagai bahan tambahan di biskuit ini diolah jadi bubuk. Pengolahan bubuk daun sirsak dilakukan sendiri oleh keempat mahasiswa ini. "Bubuk daun sirsaknya kami juga mengolah sendiri karena bubuk daun sirsak yang senyawanya masih bagus yang usianya nggak terlalu muda maupun terlalu tua. Jadi kami bisa mengontrolnya," lanjut Diah. Tepung yang digunakan untuk produk ini adalah tepung mocaf tanpa pemanis sehingga cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes. "Keunggulan lain dari produk ini adalah digunakannya tepung mocaf (tepung singkong modifikasi) yang gluten free dan kaya serat, low calories karena gula yang digunakan sedikit, sehingga cocok untuk penderita diabetes juga," ujar Diah. Komposisi gula dari produk ini hanya setengah dari biskuit komersil lainnya. Selain itu, mereka menggunakan bubuk kayu manis untuk menciptakan aroma khas. Hingga saat ini, produk biskuit ini sudah terjual sebanyak 950 buah. Ada tiga varian rasa dari produk biskuit ini, yakni original, coklat, dan pandan yang dipasarkan dalam tiga paket kemasan. Tiga paket kemasan tersebut antara lain kemasan cookies ekonomis dengan berat bersih 20 gram dijual seharga Rp 2.000; kemasan cookies kenyang dengan berat bersih 60 gram dijual seharga Rp 5.000, dan kemasan ketupat dengan berat bersih 250 gram dijual seharga Rp 25.000. Mereka berempat sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait biskuit ini. "Perlu diingat juga bahwa cookies kami disini 'berpotensi' mencegah tumor dan kanker, karena perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk klaim bahwa cookies kami bisa mencegah tumor dan kanker. Kami sedang proses melakukannya," kata Diah.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa UGM Bikin Kukis yang Berpotensi Cegah Tumor dan Kanker".