Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Paduan Suara Ini Bernyanyi untuk Menenangkan Orang yang Menanti Ajal

Dimas Yulian - Rabu, 27 Juni 2018 | 15:50
Threshold Choir
Dimas Yulian

Threshold Choir

HAI-ONLINE.COM - Masih ingat dengan salah satu adegan di film Titanic, di mana ada sekelompok musisi yang terus bermain orkestra meskipun kapal udah mulai tenggelam?

Dalam adegan tersebut, para musisi memutuskan buat terus memainkan musik klasik ketika banyak orang di sekelilingnya mulai panik karena kapal yang mulai karam. Para musisi itu mungkin memutuskan buat terus bermain untuk meredam rasa panik yang ketika itu melanda para penumpang kapal yang dikhawatirkan justru bisa memperburuk keadaan.

Konsep yang hampir sama ternyata beneran ada di dunia nyata. Masih menggunakan media musik tapi dengan metode yang sedikit berbeda. Kalo di film Titanic para musisi memainkan alat musik klasik.

Anggota paduan suara Threshold Choir menggunakan suara mereka buat ‘menenangkan’ orang-orang menjelang kematiannya. Para anggota paduan suara ini sendiri berharap bisa mengurangi kecemasan orang yang akan menghadapi ajal.

Cek: Mengenal Moekbang: Profesi yang Cuma Makan Doang Tapi Gajinya Gede

Konsep paduan suara ini sebenernya udah dimulai pertama kali pada tahun 2000 di Amerika Serikat. Awalnya, sebuah buku yang berisi lagu-lagu tentang ‘kenyamanan’ ditulis dan diikuti dengan pembentukan paduan suara lokal hingga akhirnya berkembang pesat sampe saat ini. Saat ini sendiri tercatat ada 130 paduan suara Treshold Choir di seluruh dunia.

Jenny Batten, Direktur Musik Melbourne Treshold Choir tercatat telah memimpin kelompok ini selama tiga tahun. Menurut Jenny, merupakan sebuah keistimewaan bisa menawarkan lagu yang menenangkan bagi pasien yang udah sangat sakit.

“Saya rasa kami mampu memberikan ruang bagi mereka, membantu mereka beristirahat pada malam hari,” kata Jenny seperti dikutip dari ABC Radio Melborne

Threshold Choir
Menurut Jenny, bukan hanya pasien yang menemukan kenyamanan melalui lagu-lagu yang mereka nyanyikan. “Kami sering mendapat tanggapan positif dari anggota keluarga karena kenyamanan dirasakan bukan hanya oleh pasien, tapi juga keluarga saat kami bernyanyi di hadapan mereka,” jelas Jenny.

Jenny juga bercerita kalo dirinya pernah bernyanyi di ruang ICU Sunshine Hospital ketika seorang pasien meninggal dunia. “Kami bernyanyi di dekat tirai tertutup. Kami nggak menyadari apa yang terjadi di balik tirai itu. Saat kami akan berhenti, seorang staf keluar dan bilang ‘tolong jangan berhenti’,” kenang Jenny.

“Tetap lakukan apa yang sedang kalian lakukan. Pasien di balik tirai ini sedang sekarat,” kata Jenny menirukan perkatan petugas tersebut.

“Kami pun terus bernyanyi. Kami hadir dan benar-benar mengisi ruang saat itu. Kemudian kami mendengar tangisan dari kerabat pasien. Kami tahu orang itu telah meninggal,”kata Jenny.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x