Follow Us

Ini Dia 3 Tokoh yang Berkontribusi Besar Terhadap Pendidikan Indonesia

Alvin Bahar - Rabu, 02 Mei 2018 | 07:15
Pelajar SMA
Alvin Bahar

Pelajar SMA

"Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat," kata-kata mutiara Cokroaminoto ini selalu menjadi prinsip yang ditanamkan dalam-dalam pada jiwa anak didiknya.

Lebih dari itu, Cokroaminoto juga mendorong muridnya berpikir kritis. Dia memberi ruang eksplorasi ide tanpa batas sehingga anak didiknya terlatih untuk mampu melihat suatu hal dari bermacam-macam sudut pandang.

Nggak heran, dari tangan Cokroaminoto lahir tokoh-tokoh nasional yang meresapi ideologi berbeda, seperti Semaun yang sosialis, Kartosuwiryo seorang Islam fundamentalis, dan Soekarno seorang nasionalis.

3 - Raden Ayu Lasminingrat

Raden Ayu Lasminingrat
Raden Ayu Lasminingrat lahir di Garut pada 1843, atau 36 tahun sebelum RA Kartini dilahirkan. Penulis dan sejarahwan Deddy Effendie menyebut Lasminingrat sebagai tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia. Selain menulis karyanya sendiri, dia juga banyak menterjemahkan buku-buku anak sekolah dari bahasa Belanda ke bahasa Sunda, baik menggunakan aksara Jawa maupun Latin.

Hal itu nggaklah aneh mengingat Lasminingrat memang sempat diasuh teman Belanda ayahnya, Levyson Norman. Dia pun menjadi perempuan pribumi satu-satunya yang mahir menulis dan berbahasa Belanda pada masanya.

Dalam buku Semangat Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak, dan Kesastraan Sunda Abad ke-19, Mikihiro Moriyama mencatat, sejak kecil, Lasminingrat bercita-cita memajukan pendidikan kaum hawa. Lalu, setelah dipinang Bupati Garut RAA Wiratanudatar VIII, dia memilih pensiun dari dunia kesusastraan dan fokus kepada pendidikan perempuan.

Pada 1907, Lasminingrat mendirikan sekolah Keutamaan Istri. Sekolah ini dianggap cukup maju karena sudah menggunakan sistem kurikulum. Materi pembelajaran diarahkan pada keterampilan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan menjahit. Dia berharap, setelah menikah, muridnya telah pandai mengurus suami dan mendidik anak-anak.

Dalam kurun empat tahun, jumlah murid Keutamaan Istri tumbuh menjadi sekitar 200 orang. Lalu, 15 ruang kelas dibangun seluruh murid dapat tertampung. Pada 1913, sekolah ini bahkan Istri mendapat pengakuan resmi dari pemerintah Hindia Belanda.

Sejarah juga mencatat, Lasminingrat adalah tokoh dibalik pendirian Sakola Istri asuhan Dewi Sartika. Jika Dewi Sartika disebut-sebut sebagai tokoh pendidikan, maka nggak berlebihan kalo Lasminingrat didaulat sebagai tokoh perempuan intelektual pertama Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Tokoh yang Berkontribusi Besar Terhadap Pendidikan di Indonesia?"

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest