Follow Us

Selain Indonesia, Ini 5 Negara Asia Yang Suka Memblokir Media Sosial

Rizki Ramadan - Rabu, 18 April 2018 | 03:15
Internet kok dilarang?
Rizki Ramadan

Internet kok dilarang?

HAI-online.com - Bagi kita para netizen, media sosial adalah ruang publik digital tempat kita bisa mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan orang(-orang) lain, baik yang kita nggak kenal maupun yang sudah kita akrabi.

Tapi bagi pemerintahan, interaksi di media sosial kerap menimbulkan sesuatu yang mereka anggap membahayakan, entah itu bahaya untuk masyarakat, bahaya untuk pemerintahan, atau bahaya untuk orang-orang tertentu. Karena itu, negara bisa saja memblokir akses netizen ke media sosial tertentu.

Netizen Indonesia pasti masih pro-kontra menanggapi aksi pemerintah memblokir situs Tumblr, Vimeo, dan Reddit. Tapi nyatanya, bukan Indonesia saja, kok. 5 negara ini suka memblokir media sosial.

1. Turkey

Perdana menteri Turki, Tayyip Erdogan memblokir Twitter pada 2014 selama dua minggu setelah mendapati rekaman suara yang mengungkap kasus korupsi di pemerintahannya tersebar di Twitter. Tayyip mengaku, penyebaran rekaman itu adalah usaha yang dilakukan lawan politiknya untuk menjatuhkan reputarasi.

Lalu pada 2015 Turki juga memblokir Twitter, Facebook dan YouTube untuk mencegah penyebarran tayangan penyanderaan Mehmet Selim Kiraz. Hal yang sama juga dilakukan saat terjadi penembakan duta besar Rusia, Andrei Karlov pada Desember 2016

2. Iran

Kementerian Pendidikan Iran pada Minggu (15/4/2018) mengeluarkan larangan penggunaan jaringan media sosial asing di sekolah-sekolah.

Pelarangan tersebut sebagai upaya pemerintah dalam membatasi pengaruh dari platform online luar.

"Sekolah-sekolah harus menggunakan jejaring sosial buatan dalam negeri untuk komunikasi mereka," tulis pernyataan kementerian dikutip kantor berita ILNA.

Ujungnya, media sosial paling banyak digunakan di sana, Telegram dan Instagram, diblokir.

Sebelumnya, pada 2009, pemerintah juga memblokir Facebook, Twitter, dan YouTube karena kerap dipakai untuk mengorganisasi aksi protes saat proses pemilu.

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest