HAI-ONLINE.COM -Mungkin kalian semua pernah mendengar kalau orang-orang zaman dulu hidup lebih lama dari kita, alias umurnya bisa mencapai lebih dari ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun.
Nah, pada awal abad ke-19, terdapat orang yang usianya mencapai 256 tahun, dan ia meninggal di usianya yang sudah mencapai hampir 3 abad itu.
Ia bernama Li Ching Yuen, yang sebagaimana dilansir dari Intisari, memiliki kata-kata terakhirnya yang ingin disampaikan kepada dunia sebelum dirinya meninggal.
CEK JUGA:Sejak Kecil Nonton Serial Anime Naruto? Pasti 5 Sifat Ini Melekat di Diri Kamu!
Sebagaimana dilansir dari world.parhlo.com, Li Ching Yuen memiliki gaya hidup sehat, ia mengonsumsi ramuan Cina seperti lingzhi, goji berry dan ginseng liar.
Selama hidupnya, ia telah menikah 23 kali dan memiliki 200 anak.
Sejak kecil Li diketahui dapat menulis dan membaca dan pada saat usianya menginjak 10 tahun dia bahkan melakukan perjalanan.
Dia menjelajahi Kansu, Shansi, Tibet, Annam, Siam dan Manchuria untuk mengumpulkan tanaman obat yang dia konsumsi selama hidupnya.
Bukan satu-satunya orang yang berumur panjang
Menurut salah satu murid Li, dia pernah pernah bertemu dengan pria tua lainnya yang berumur 500 tahun.
Dia mengajarinya berlatih Qigong (pelatihan energi) dan memberi rekomendasi diet untuk memperpanjang usia.
Begitu kalimatnya yang terkenal saat ditanya resep panjang umurnya.
Ilmu pengetahuan Barat mungkin mengatasi penuaan dengan perangkaperangkat berteknologi.
Sementara di Timur, tersimpan ketenangan batin dan pikiran yang dikombinasikan dengan teknik pernapasan.
Memiliki usia hingga ratusan tahun bukanlah hal mustahil, apalagi sudah dibuktikan oleh beberapa orang.
Yang perlu diingat adalah bahwa mereka menjalani gaya hidup yang tidak sama seperti manusia kebanyakan.
Mereka tidak memikirkan tekanan utang, tidak menghirup udara yang kotor dan cemar, dan berolahraga secara teratur.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul "Pria yang Hidup Hingga Usia 256 Tahun Ini Ungkap Rahasia Mengejutkan Kepada Dunia Sesaat Sebelum Kematiannya".
Reporter : Muflika Nur Fuaddah Editor : Muflika Nur Fuaddah