HAI-online.com -Jalan cerita film ini simpel banget sebenernya: sebuah keluarga tinggal di kota sunyi berjuang agar selamat dari makhluk asing yang akan langsung membunuh siapapun yang menghasilkan suara.
Tapi nggak ada yang sederhana dari ketakutan yang diciptakan di sepanjang cerita.
Dari awal film saja kita sudah dibikin kaget dan ngeri bukan main. Saat mereka sedang mengambil persedian barang di supermarket mati, Beau si Bungsu ngotot pengen membawa pulang mainan roket. Karena mainan tersebut bisa menghasilkan suara, Lee (Ayahnya) melarang.
Celakanya, Regan (Kakak tertua) kasihan melihat adiknya dan diem-diem membiarkan Beau membawa pulang mainan tersebut.
Di perjalanan pulang, Beau khilaf. Ia menyalakan mainan itu, suara ngiung-ngiung pun keluar dari roket tersebut. Beberapa detik kemudian monster muncul dari balik hutan dan melibasnya hingga tewas.
Cerita langsung lompat ke masa setelah duka mereka mereda.
Yang seru dari cerita ini adalah bagaimana mereka mencari cara untuk tetap melanjutkan hidup tanpa menghasilkan suara. Untuk berbicara, mereka menggunakan bahasa isyarat, masak pun mesti ditutupi agar nggak menghasilkan bunyi percikan minyak. Terus, biar saat berjalan langkah kakinya senyap, mereka menaburi seluruh jalur yang biasa dilalui sehari-hari dengan pasir. Yap, suara tapak kaki saja bisa mengusik si monster.
Konflik cerita mulai terjadi di tengah-tengah film. Ketika Lee mengajak anak keduanya, Marcuss untuk ke sungai belajar menangkap ikan. Di saat itu, Regan kabur dari rumah karena ternyata ia merasa bersalah dan nggak disayang orang tuanya karena sudah menyebabkan adiknya meninggal. Alhasil, Evelyn sang ibu yang sedang hamil tua tinggal sendiri di rumah.
Di situ lah kerennya film ini.
Orang dewasa hingga anak kecil, masih bisa menahan diri untuk bersuara. Tapi bayi yang baru lahir mana mungkin. Begitu juga ibu saat melahirkan, pasti akan menjerit!
Jadwal melahirkan Evelyn ternyata lebih cepat dari yang ia duga. Saat ia sendiri di rumah, ketubannya pecah. Semua bisa baik-baik saja sebenernya andai saja dia nggak menginjak sebuah paku saat mau turun ke ruang bawah tanah yang memang sudah disiapkan sebagai tempatnya melahirkan.