Follow Us

Banyak yang Nggak Tau, 7 Kebiasaan Negatif Ini Menandakan Kecerdasan

Rizki Ramadan - Senin, 26 Maret 2018 | 09:15
Melamun di Kelas
Rizki Ramadan

Melamun di Kelas

HAI-ONLINE.COM - Nggak jarang kebiasaan buruk seperti melamun dan menunda pekerjaan dianggap negatif oleh orang lain. Tapi sains justru berkata sebaliknya.

Hayo, jujur kebiasaan buruk apa yang sering lo lakukan? Mager? Suka melamun atau suka dengan keberantakan meja kerja? Kalau lo punya salah satu kebiasaan buruk diatas, tenang aja guys. Sains mengatakan bahwa kebiasaan buruk itu tanda bahwa kita cerdas dan hal itu baik untuk tubuh.

Mau tau apa aja kebiasaan buruk yang kita miliki dan menandakan kalau kita cerdas? yuk simak.

Menunda

Banyak literatur telah membahas mengapa orang suka menunda pekerjaan dan mencari tahu bagaimana cara menghentikannya. Namun, Profesor Wharton dan Adam Grant berpendapat bahwa menunda nggak melulu berarti malas. Orang yang suka menunda kadang kala mereka sedang menunggu waktu yang tepat. Mereka berpendapat bahwa menunda dapat meningkatkan kreativitas karena hal ini memberikan kesempatan pada diri untuk mengembangkan ide.

Dalam sebuah wawancara dengan Rachel Gillett, Grant memberi contoh nyata Steve Jobs yangbberperan penting akan berdirinya Apple."Steve Jobs mengesampingkan berbagai kemungkinan yang menghabiskan waktu agar banyak ide muncul. Hingga akhirnya ia memilih yang paling konvensional, yang paling jelas, dan paling akrab untuk masyarakat," kata Grant.

Mengigit Kuku

Sebuah penelitian pernah mengamati seribu anak sejak masih berusia 5 tahun. Saat usia anak 5, 7, 8, dan 11 tahun, peneliti bertanya pada orangtuanya apakah anak mereka lebih suka menggigit kuku atau mengisap jempol. Ada tiga kelompok yang ditemukan, yakni kelompok pengisap jempol, penggigit kuku, dan anak yang memiliki kebiasaan keduanya. Saat anak-anak sudah berusia 13 dan 32 tahun, para peneliti melakukan tes alergi. Hasilnya, kelompok yang suka menggigit kuku atau menghisap jempol cenderung tidak memiliki alergi

Terlambat

Orang yang suka datang terlambat nggak jarang dicap sebagai orang yang nggak disiplin atau nggak memiliki sopan santun. Namun, sebuah pemberitaan yang pernah diwartakan The New York Times berkata hal lain.

"Banyak orang terlambat cenderung menjadi optimistis dan tidak realistis. Hal ini dapat memengaruhi persepsi mereka terhadap waktu. Mereka benar-benar percaya, mereka bisa berlari untuk melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu 1 jam.Seperti mengambil pakaian di binatu, membeli bahan makanan, dan mengantar anak-anak ke sekolah," kata Diana DeLonzor, pengarang buku Never Be Late Again.

Dengan kata lain, orang-orang yang suka datang terlambat berharap bisa melakukan yang terbaik.

Halaman Selanjutnya

Mengeluh
1 2

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest