2. Arsenal: Mesut Oezil
Penciptaan peluang per 90 menit: 3,38
Cukup adil menyebut Oezil sebagai simbol keberuntungan Arsenal pada beberapa musim belakangan. Dia sukses membawa The Gunners memenangi tiga gelar Piala FA dalam empat musim terakhir.
Meski performa dia juga nggak jarang berdampak pada hasil negatif yang diraih Arsenal, Oezil tetap sumber kreativitas utama Arsenal bahkan saat Henrikh Mkhitaryan sudah datang pada Januari 2018.
Seperti kebanyakan playmaker terbaik, Oezil nggak terpaku pada satu posisi. Dia mahir menempati posisi gelandang serang, sayap kiri, maupun sayap kanan.
Akurasi pendistribusian bola Mesut Oezil pun sesuai harapan, di mana 1.485 operan dari 1.714 upaya mengarah tepat sasaran alias 87 persen sukses. Dari 70 umpan kunci Oezil, delapan di antaranya berbuah assist.
1. Chelsea: Cesc Fabregas
Meskipun Eden Hazard adalah bintang Chelsea, vitalnya percikan kreativitas Cesc Fabregas dalam skuat Antonio Conte nggak terbantahkan. Pengaruh Hazard di lapangan akan berkurang jika tanpa visi dari Fabregas.
Chelsea sering kehilangan arah ketika Fabregas nggak ada di lapangan. Hal ini terlihat jelas ketika dirinya bermain pada 10 menit terakhir dalam pertandingan Liga Inggris melawan Manchester United di Stadion Old Trafford, Minggu (25/2) lalu. Permainan The Blues langsung hidup kembali.
Memasuki usia 30 tahun, kecepatan Cesc Fabregas tentu menurun. Dia nggak lagi piawai menjadi gelandang box to box, tetapi lebih mirip seorang quarterback dalam permainan NFL.
Fabregas menggunakan visinya untuk menciptakan peluang meski bergerak dari sisi dalam di lini tengah.