HAI-online.com -Masalah denganbateraiadalah sesuatu yang nyebelin banget. Apalagi jika baterai tiba-tibadropdi saat yang nggak tepat.
Bateraidi sini bukan hanya baterai pada smartphone, tapi juga laptop sampai kendaraan listrik, jenis baterai lithium.
Berangkat dari hal tersebut, seorang ilmuwan dari Nanyang Technological University (NTU), Profesor Rachid Yazami, tergerak untuk merancang inovasi baru yang bisa menjadi kabar gembira untuk insan milenial.
Baca juga:Ssttttt Ini Cara Ngatasin Si Pendiam di Grup WhatsApp
Seperti diberitakanFCC Singapore,Jumat (12/1/2018), Yazami mengumumkan dirinya berhasil merancang pemulihan baterai yang telah berkurang kapasitas karena penggunaan berulang.
Walaupun proses pemulihan fungsi baterai menghabiskan waktu 10 jam, rasanya hal itu setimpal dengan keuntungan yang akan didapat. Bayangkan saja, selama beberapa tahun kemudian Anda tak perlu was-was akan baterai yang menjengkelkan.
Menurut Yazami, inovasi yang dilakukannya dapat menghemat pengeluaran konsumen teknologi. Dia berkata target terbesarnya adalah kendaraan listrik.
BACA JUGA:Mana Yang Lebih Bagus. Xiaomi Redmi 5A atau Xiaomi Redmi 4A? Ini Perbandingannya
"Orang nggak mengganti mobil mereka dengan yang baru sesering mengganti smartphone. Umumnya orang akan bertahan dengan smartphone-nya sampai dua tahun, tapi mereka ingin mobilnya dapat bertahan sampai 10 tahun," kata Yazami yang juga kepala eksekutif perusahaan teknologi baterai KVI yang didirikan di bawah NTU.
Pria 64 tahun asal Perancis itu berkata bahwa inovasinya ramah lingkungan. Dia percaya, inovasinya akan membuat produksi baterai makin sedikit dan tak perlu lagi ada baterai yang dibuang.
Inovasinya berupa penambahan elektroda ketiga di atas dua kutub baterai lithium biasa.
Komponen ketiga akan menguras ion lithium residual di salah satu kutub yang menyebabkan penurunan daya baterai.