Max, setelah tiga bulan mengalami depresi akhirnya juga bisa keluar setelah muncul pemikiran kalau yang dia lakukan sudah nggak ada gunanya serta berpikiran kalau jodoh nggak akan kemana. Selain itu juga ada bantuan dari teman sekitar.
Max pun mengaku sempat pacaran dengan cewek lain, tapi cuma sebentar lantaran merasa kalau hanya jadi pelampiasan. Akhinya, Max mencoba menyibukkan diri juga di berbagai hal, seperti fotografi dan futsal.
Punya pacar lagi memang bisa jadi salah satu obat penawar depresi, kayak Anya. Nggak cuma bersama pacar baru, Anya juga merasa bisa melewati masa depresi berkat Tuhan, para sahabat, orang tua, guru, dan teman-teman di OA Line yang menurutnya nggak berhenti support sembuhnya mental illness.
“Kalau mereka nggak terus menerus ngingetin aku untuk deket sama Allah, aku mungkin nggak akan lakuin itu,” tambah Anya.
Kunci lain untuk lepas dari depresi itu menerima keadaan. Hal ini diterakan Son dan sekarang berusaha untuk nggak menyalahkan diri sendiri, mantan, atau keadaan. Penting juga untuk selalu motivasi diri sendiri biar lebih baik.
“Always remember, if it’s belongs to you it’s come to you.”
Apakah mereka menyesal? Banyak yang merasa menyesal pernah melakukan hal-hal yang mungkin diangganya bodoh setelah sadar. Tapi, nggak jarang juga yang merasa biasa-biasa saja dan memaklumi. Bagi Son sendiri, menyilet tangannya saat depresi bikin dia sesal nggak ketolongan. Pasalnya bekas siletan itu terus membekas sampai sekarang. Penyesalan juga hadir lantaran banyaknya kesempatan atau momen yang harusnya bahagia jadi sia-sia lantaran depresi.
Mesti ingat juga nih bro, kalau nggak baik kalau terus larut dalam depresi. Hal ini diungkapkan Maxx yang katanya nyesel nggak nyesel.
“Yang sekarang gua pikirin gimana caranya gua bisa nyenengin banyak orang tua, terutama buat orang tua gua dan gua pengen cepat kelar kuliah. Jadi nggak sempat mikirin depresi gua,” kata Maxx.
Nah, bagi lo yang saat ini mungkin mengalami hal, gejala serupa atau bentuk depresi lainnya, nggak ada salahnya untuk cerita ke orang yang lo percaya. Dilansir dari Kompas.com, menurut dr. Andri, SpKJ, FAPM, kunci utama dan yang pertama kali dapat dilakukan untuk mengatasi gejala depresi adalah bicara.
Jangan ragu menceritakan beban pikiran, rasa sedih gara-gara putus cinta itu ke orang terdekat. Kalau dirasa sudah nggak bisa lewat curhat ke teman atau orang tua, lo bisa menghubungi beberapa komunitas, lembaga, atau tenaga bantuan medis dan psikologis lainnya untuk membantu lo keluar dari rasa depresi itu. Berikut beberapa layanan yang bisa lo akses:
- Komunitas Into the Light (email ke intothelight.email@gmail.com)
- Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (021-8514389)
- Get Happy (email ke get.happy.yuk@gmail.com)
- Indonesia Mental Health Care Foundation (email ke mentalitycareid@gmail.com)
- Puskesmas dan rumah sakit yang memiliki layanan kesehatan jiwa