Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Di Balik Layar Fenomena Penonton Bayaran Acara Televisi

Rizki Ramadan - Kamis, 15 Maret 2018 | 11:30
Seluk-Beluk Penonton Bayaran
Rizki Ramadan

Seluk-Beluk Penonton Bayaran

“Aku ikut ginian sejak tahun 2014. Awalnya sih mau nonton band temen yang manggung di sini, akhirnya diajakkin jadi penonton yang dibayar. Iseng aja, kalau lagi males ya males juga. Tapi nggak ada yang tau kan dari iseng-iseng gini kita bisa dapat apa, kayak sekarang aku jadi asistennya Nania Indonesian Idol. Pernah jadi asistennya Marcell Chandrawinata dan Lolita Agustine juga.” cerita Andina.

Beda keuntungan Andina, beda lagi keuntungan yang dibabat sama Dea. Mahasiswi semester 4 Universitas Pancasila ini kerap menghadiri berbagai acara TV demi mencari tambahan dana buat kegiatan kemahasiswaan di kampusnya.

Penonton Bayaran kategori mahasiswa di salah satu program TV Foto by: Rizky Abdu Rahman
“Iya, baru angkatan gue sih yang inisiatif jadi penonton bayaran. Karena sebenernya lumayan mempengaruhi banget. Biasanya kalau kita cari dana dengan ngamen, udah jauh-jauh ke tempatnya, eh dapetnya cuma dua ratus ribu. Ke sini kita jauh-jauh, bisa dapat 500-600ribu. Dua kali lipat gitu.” papar Dea yang ngaku enjoy banget sama kegiatan nonton begini.

Ada pun yang menekuni kegiatan PB ini sebagai mata pencaharian, mereka bisa ngantongin duit di kisaran 1,5-2 juta per bulan. Tapi buat mencapai angka segitu, mereka mesti mau mengisi bangku penonton di 3 sampai 4 program TV per hari. Widih, capek juga tuh.

12 Juta Sebulan

Selain tau cerita seru dari para penontonnya, kita juga perlu tau kalau mereka itu nggak jalan sendiri-sendiri. Ada pihak-pihak yang bertugas mencari, mengumpulkan, dan mengkoordinir para PB ini untuk kemudian diajak ‘main’ ke berbagai program TV. Dengan kata lain, pihak-pihak inilah yang telah menjadikan dunia PB sebagai ladang bisnis yang rupanya lumayan ‘basah’.

Ya gimana nggak basah kalau ternyata mereka bisa mendulang rupiah minimal 12 juta dalam satu bulan? Bermodalkan alat komunikasi dan networking yang luas, satu kepala bisa membawahi beberapa kepala lainnya di berbagai daerah. ‘Kepala daerah’ yang biasa disebut koordinator lapangan (koorlap) ini, bisa mengumpulkan ratusan PB untuk kemudian diboyong ke program TV setiap saat. Bahkan, satu jam sebelum program TV-nya mulai pun, bisa!

Ilustrasi Penonton Bayaran Foto by: Jeanett Verica
“Saya punya koorlap yang banyak di daerah-daerah. Semua Jabodetabek ini saya ada koorlapnya, dan mereka yang bawain penonton bayaran kalau dibutuhkan di sini berapa, di situ berapa. Saya tinggal hubungi mereka.” ujar Mukhlis, salah satu koordinator agensi PB kategori umum yang bisa meraup keuntungan hingga 50 juta per bulan.

Selain kategori umum, ada lagi yang namanya kategori mahasiswa. Penonton bayaran dari kategori ini, sama kayak Dea, biasanya mencari kesempatan nonton buat menambang rupiah demi terlaksananya kegiatan di kampus. Rika, salah seorang koordinator penonton bayaran dari kategori mahasiswa ini ngaku malah bisa mengantongi maksimal 17 juta rupiah satu bulan.

“Dulu ada acara di kampus, aku jadi koordinator danusnya dan cari-cari link buat jadi penonton bayaran. Lama-lama ada yang mau minta tolong buat nonton juga. Tadinya nggak nyari keuntungan, eh tapi makin lama makin banyak yang minta. Akhirnya coba potong aja fee dari fee mereka. Dan keterusan deh sampai sekarang.” pungkas cewek yang udah punya koneksi PB dari puluhan kampus ini. Gokil!

BACA JUGA:7 Iklan Dengan Editan Photoshop Yang Gagal. Yang Butuh Hiburan Lihat Deh

Perputaran Uang “PB”

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x