HAI-ONLINE.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah merampungkan pembaruan ke-11 untuk International Classification of Diseases (ICD). ICD merupakan panduan berbagai masalah kesehatan dan gejalanya.
Versi konsep terbaru dari ICD ini untuk pertama kalinya akan memasukkan masalah “gangguan permainan" atau gaming disorder ini dalam salah satu penyakit gangguan mental, seperti yang dilaporkan Forbes.
Gangguan ini ditandai dengan "perilaku main game yang terus-menerus atau berulang" yang membuat permainan jadi lebih penting daripada aktivitas lainnya.
“Terdapat pola perilaku yang memiliki tingkat kerusakan yang menghasilkan gangguan signifikan pada area fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan, atau area penting lainnya," begitu menurut penjelasan dari gagguan tersebut.
ICD versi baru ini akan dirampungkan tahun depan dan kalo gangguan main game disertakan, maka untuk pertama gaming disorder ini akan diakui oleh WHO sebagai salah satu gangguan mental.
Sampai saat ini, memang kecanduan main game, belum diakui secara formal sebagai masalah kesehatan oleh para ahli. Kecanduan game parah biasanya terjadi tertutama dari game-game video yang eksesif atau game dengan genre kekerasan eksplisit.
American Psychiatric Association pernah menyebut "gangguan main game internet", namun mengatakan masih diperlukan lebih banyak penelitian sebelum dapat diakui secara formal, begitu menurut laporan CNN.
Kendati demikian, banyak peneliti telah mengindikasikan bahwa sebagian besar pemain video game memicu kecanduan. Memang, pusat perawatan yang diperuntukkan untuk orang-orang yang kecanduan pada permainan game sudah ada.
Ada juga kelompok self-help On-Line Gamers Anonymous, yang diawali oleh seorang wanita yang percaya anaknya melakukan bunuh diri sebagai akibat kecanduan main game.
Sementara pilihan pengobatan formal juga ada. Namun harganya mahal karena banyak perusahaan asuransi nggak akan melindungi mereka. Sebab kecanduan game bukanlah masalah yang diakui secara formal, demikian menurut Washington Post.
Sampai batas tertentu, kecanduan main game bisa jadi cerminan ketergantungan masyarakat terhadap teknologi. Hampir dua dari lima generasi milenial mengatakan mereka berinteraksi dengan smartphone mereka lebih sering daripada orang yang mereka cintai.
Bukan hanya anak-anak yang jadi kecanduan—orangtua dengan anak-anak berusia antara 8 hingga 18 tahun menghabiskan lebih dari 9 jam sehari dengan gawai mereka. Demikian menurut sebuah laporan dari Common Sense Media, sebuah organisasi berbasis di San Francisco yang memeriksa dampak teknologi dan media terhadap keluarga.