HAI-ONLINE.COM - Masa depan millenials dan gen z emang ngeri-ngeri sedap. Singkat kata, dalam beberapa tahun singkat ke depan, generasi millenials yang bekerja dan bermukim di Jakarta, terancam nggak bisa membeli dan memiliki rumah. Padahal, punya penghasilan aja belum. Huh!
Diprediksi, peningkatan harga rumah dalam lima tahun mendatang sekitar 150 persen, sementara kenaikan pendapatan hanya 60 persen dalam periode yang sama.
Di Jakarta aja, 95% harga properti yang tersedia semua di atas Rp 480 juta, sedangkan lebih dari 90% millenials memiliki penghasilan yang masih di bawah Rp 12 juta sob.Nah, mau nggak mau kita harus puter otak buat nyari investasi yang punya untung besar. Kalo baca-baca berita belakangan ini, investasi yang cukup menguntungkan adalah bitcoin.
Yap, harga uang digital ini meroket, fluktuasinya bak roller coaster. Setelah menyentuh US$ 12.000 pada Selasa minggu lalu, harga bitcoin sempat menembus US$ 19.000.
Mengutip CNBC, harga cryptocurrency di situs perdagangan Coinbase menyentuh US$ 19.340 Kamis malam (7/12) sebelum terjun lagi 20%. Pada pukul 4 sore waktu New York, bitcoin diperdagangkan di US$ 16.362,99.
Kini, kapitalisasi bitcoin diperkirakan mencapai US$ 272 miliar.
Memang, harga bitcoin kian menggiurkan. Kalo kamu memiliki 1 bit saja, kamu menikmati Rp 216 juta.
Tapi, apakah seharusnya kita ikut-ikutan berinvestasi di bitcoin? Cek dulu pandangan beberapa investor yang dirangkum CNBC.
Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase: Bitcoin adalah penipuan
Jamie Dimon menyebut, cryptocurrency adalah penipuan (fraud). Dengan begitu, bitcoin pun bukan sesuatu yang nyata, dan pada akhirnya akan ditutup.
"Ini bahkan lebih buruk ketimbang tulip bulbs, dan nggak akan berakhir dengan baik," katanya di salah satu konferensi Barclay.
Michael Novogratz: Ini bubble terbesar
Salah satu manager hedge fund Fortress Michael Novogratz menilai, bitcoin akan jadi aset dengan bubble terbesar. "Jujur saja, ini bubble dan banyak fraud di dalamnya," katanya. Dia mengatakan, dengan nggak ada dasar fundamental, harga bitcoin bisa saja melejit sampai US$ 40.000 di akhir 2018.
Konglomerat Mark Cuban: Harus siap kehilangan uang
Berdasarkan taipan Mark Cuban, sah-sah saja mengalokasikan 10% dana kita di investasi high-risk, termasuk bitcoin dan ethereum.
"Anggap saja seakan-akan uang itu sudah hilang," kata Cuban pada Vanity Fair.
Howard Marks: Skema piramid
"Kurs digital sebenarnya merupakan skema baru yang belum ditemukan, atau malah ini berupa skema piramid, di mana nilainya nggak ada selain yang rela dibayarkan oleh investornya," kata Howard Marks, investor dan co-chairman dari Oaktree Capital.
Tony Robbins: Seperti bertaruh ke Vegas
Jutawan dan penulis buku "Money: Master the Game", Tony Robbins mengaku belum mengetahui pasti mengenai bitcoin. Tapi, dia bilang, menanamkan uang ke bitcoin seperti bertaruh di Las Vegas.
"Dengan kata lain, pertaruhkan yang bisa direlakan untuk hilang. Investasi di sini hanya untuk kesenangan, tapi saya tahu bisa saja kalah. Ini Vegas," katanya.
Jack Bogle: Hindari seperti wabah
Salah satu investor Jack Bogle mengaku tak terkesan sama sekali dengan bitcoin. Malah, dia menegaskan, hindari bitcoin bak wabah yang tengah menyebar pesat.
"Bitcoin tak punya undelying untuk memberi return. Obligasi punya kupon bunga, saham memiliki underlying earning korporasi dan dividen. Bitcoin tak memiliki dasar pengembalian apapun selain harapan bahwa kamu bisa menjualnya di atas harga membelinya," katanya.
Jadi, masih tertarik investasi bitcoin?