Dari pencariannya itu, remaja berusia 17 tahun ini menemukan data compression atau pemampatan data.
"Saya iseng-iseng mencari lalu riset dan ternyata, data compression belum begitu berkembang, ya lalu muncul ide untuk meneliti karena dampaknya luas juga," katanya.
Di luar negeri, tuturnya, orang saling bertukar ide dan mereka tidak takut jika ide mereka diambil.
"Untuk apa memiliki ilmu yang banyak tapi saat kita mati tidak berguna untuk dunia ini.
Lebih baik ilmunya diberikan kepada orang lain," tuturnya menirukan pesan pada saat diskusi di California. "Maka saya ingin berbagi ilmu yang saya dapatkan akan saya bagikan ke orang lain," Imbuhnya.
Semoga sukses, bro!
Artikel ini pertama kali ditayangkan di Tribun Style dengan judul artikel Puluhan Kali Judul Penelitiannya Ditolak di Indonesia, Remaja Asal Jogja Ini Malah Diundang Google!