Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Cerita Teman-teman Kita yang Salah Jurusan Kuliah. Perlu Dibaca Peserta SBMPTN 2018, Nih!

- Kamis, 19 April 2018 | 09:15
Ketika Tugas Sekolah Setingkat Tugas Kuliah
Hai Online

Ketika Tugas Sekolah Setingkat Tugas Kuliah

Lantaran kuliah dengan setengah hati, Adrian harus mendapatkan konsekuensinya. Nggak cuma mempengaruhi niatnya dalam mengikuti proses perkuliahan, lantaran salah jurusan, Adrian harus merelakan nilainya terjun bebas!

“Waktu itu batin gue berontak. Gue bingung harus gimana dan gue sempat cekcok gitu, adu pendapat sambil ngotot sama bokap nyokap. Nah, efeknya jelas berantai. Gue jadi males-malesan kuliah, suka cabut nggak jelas, dan biasa titip absen. Nilai gue sempat anjlok, beberapa mata kuliah ada yang nilainya C,” repet Adrian.

Well, nggak salah kalau Adrian jadi super galau. Meski terkesan sepele, nyatanya itu akan berimbas pada hasil belajar kita selama kuliah nanti. Makanya, biar tetap survive, kita harus melakukan sesuatu.

Untuk Adrian, suka nggak suka dia harus melakukan proses adaptasi yang lama dan terkesan berat. Meski begitu, perlahan tapi pasti, kondisi kritis yang dialami Adrian mulai membaik.

“Nilai gue yang jelek akhirnya gue jadikan motivasi walaupun berat. Untungnya, belakangan ini gue sedikit tobat dan IPK aman di atas tiga,” lanjut Adrian.

Lain orang, lain lagi perlakuannya. Megi contohnya. Sadar kalau hal tersebut akan menghambat laju perkembangan proses perkuliahannya, cewek asli Manado ini lantas banting stir. Yap, setelah menyelesaikan satu semester ‘penuh tekanan dan paksaan’, dia lantas memilih jalur dan kendaraan yang tepat, untuk mengantarkannya ke tempat tujuan.

“Ya, walaupun agak telat, akhirnyague pindah jurusan sesuai passion gue. Soalnya, kalau tetap stay di jurusan yang lama, nggak cuma bikin kita jadi susah belajar, nantinya kita juga akan menemui kesulitan di dunia kerja,” imbuh cewek yang pindah ke jurusan Komunikasi ini.

Lebih lanjut, Megi menambahkan bahwa dengan pindah ke jurusan sesuai passion, resiko tetap selalu ada. yang jelas, kita harus belajar dari awal lagi dan merelakan waktu kuliah jadi sedikit lebih lama.

“Intinya, jangan terpengaruh pihak luar, termasuk orangtua sekalipun. Soalnya, yang jalanin kuliah dan nentuin masa depan juga kita. Jadi, pilih aja kuliah sesuai passion kita. Hasilnya jelas. Kalau melakukan sesuatu yang kita suka, meski kerjaan itu berat, kita akan enjoy ngelakuinnya, kok,” pesan Megi.

Well, kayak yang dibilang Megi, masa depan ada di tangan kita. Meminta pendapat dan saran, sih, sah-sah aja hukumnya. Tapi, kalau nggak sreg, ya nggak perlu dipaksakan. Resikonya ya itu tadi. Adrian dan Arif bisa jadi contohnya. Selama kita mau menanggung semua resiko dan konsekuensinya, jalanin aja semua suka dan dukanya. Berani?

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x