Follow Us

Ngirit-irit Di Sekolah, Jajan-Jajan Di Akhir Pekan. Inilah Cara Anak SMA Mengalokasikan Uang Jajannya

Rizki Ramadan - Minggu, 22 Oktober 2017 | 01:00
Main Ke Roemah Iponk Studio and Coffee House, Bisa Rekaman Sekaligus Ngopi-ngopi Asoy
Rizki Ramadan

Main Ke Roemah Iponk Studio and Coffee House, Bisa Rekaman Sekaligus Ngopi-ngopi Asoy

Nyatanya, hanya beberapa peserta saja yang bisa bersabar. Sisanya, nggak tahan pengin memakannya. Bahkan ada yang udah memakannya di dua menit pertama. Nyam

Tantangan ini kemudian menghasilkan teori delayed gratification alias kepuasan yang ditunda. Selama bertahun-tahun Prof Michel mengikuti perkembangan hidup para peserta. Terbukti, mereka yang sabar menunda kepuasaanya menjalani hidup yang baik nan sejahtera.

“Oleh karena itu,” kata Lutfi T Rizki, financial planner. menyimpulkan ceritanya tentang tantangan itu,”Kita harus bisa menahan diri demi menyisihkan sebagian uang saku.”

Konsumsi remaja tuh kian meningkat. Dengan gaya hidup, remaja juga punya status-status sosial yang ingin dipanjat. Allais Quart lewat bukunya Belanja sampai Mati, melaporkan bahwa sekarang ini brand besar dunia suka menyasar remaja sebagai target pasarnya. Tak elak, label brand-minded pun nggak cuma bisa nempel di kalangan orang dewasa saja tetapi juga di benak kita yang diem-diem ngerasa uring-uringan kalau belum punya ransel Jansport.

“Sekarang, karena internet, segala akses informasi terbuka. Godaan (untuk belanja) makin besar. Apalagi cara pembayarannya makin gampang. Kalau remaja kurang edukasi tentang keuangan, bisa berantakan,” lanjut Lutfi

Edukasi yang dimaksud adalah tentang perencanaan keuangan. Pertama-tama, menurut Lutfi, kita sebagai anak sekolahan mesti tau apa bedanya uang jajan dan uang saku.

Remaja cowok nabung untuk apa?
“Uang saku bulanan itu lebih baik. Karena nantinya pun kita akan terbiasa mendapat gajinya bulanan, kan. Uang saku itu adalah uang pemberian orang tua untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk jajan. Selain itu, uang saku juga harus bisa disisihkan. Misalnya untuk menabung, dan beramal,” kata pria yang menulis buku Financial Parenting bersama Pak Seto ini.

Poin penting tuh, sebaiknya kita tuh mintanya uang jajan bulanan saja. Biar lebih enak merencanakan pengeluaran dan tabungan.

Terus, walau masih remaja, Lutfi sangat menyarankan untuk kita sudah punya rencana jangka panjang tentang keuangan. Jangan kebiasaan tiba-tiba jajan barang-barang, padahal kita nggak butuh-butuh amat, bro.

Sebagai latihan, kita bisa nyoba untuk punya tujuan atau resolusi. Jika kita pengin plesir ke Raja Ampat misalnya, maka abaikanlah posting Instagram band favorit lo yang mengumumkan merchandise barunya.

Dalam perencanaan, kemampuan untuk menahan diri itu sangat diperlukan.

Kita harus bisa berpikir kritis, bijak memilih, dan mengambil keputusan. Jangan terbiasa instan, dan berpikir apa yang kita lihat, apa yang ingin harus kita dapat.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest