Acara bertajuk ‘Asik Asik Aksi’ yang diselenggarakan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Jakarta, Minggu (17/9) berakhir dengan kerusuhan oleh massa demonstrasi yang menganggap kegiatan tersebut merupakan diskusi terkait Partai Komunis Indonesia.
Massa mulai mengepung kantor YLBHI Jakarta daerah Menteng, Jakarta Pusat dan berusaha masuk sembari melempar batu serta botol.
Dalam kerusuhan yang terjadi dalam aksi tersebut, HAI merangkum beberapa fakta di baliknya.
Wadah ekspresi
Seperti dikutip dari Kompas.com, Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur menjelaskan terkait acara bertajuk ‘Asik Asik Aksi’ merupakan bentuk kebebasan berekspresi lewat beberapa hal, seperti puisi, stand up comedy, pemutaran video dokumenter, dan musik. Musisi kenamaan Melanie Subono pun turut serta dalam kegiatan ini.
Isnur juga menambahkan, acara itu memang digelar sebagai keprihatinan pembubaran acara seminar sejarah Tragedi Kemanusiaan 1965 pada Sabtu, 16 September sebelumnya.
Solidaritas lewat Twitter
Kabar pertama terkait kerusuhan yang terjadi ternyata bermula dari Twitter YLBHI (@YLBHI) lhoh pada pukul 23.18.
Akun official YLBHI itu bercuit tentang adanya ratusan massa yang mengepung LBH Jakarta dan meminta masuk ke dalam gedung. Dalam tweet tersebut, tercantum pula tagar #DaruratDemokrasi dan meminta solidaritas agar massa mundur.
Setelahnya muncul beragam dukungan solidaritas lewat tagar tersebut di dunia maya, termasuk dari selebtweet Zulika Citraning, Cuitan dengan tagar #DaruratDemokrasi pun menjadi trending topic Twitter Indonesia pada Senin paginya.
Rantai hoaks
Beredarnya informasi terkait ‘Asik Asik Aksi’ merupakan acara PKI ditampik YLBHI lewat rilis yang ditandatangani langsung Ketua Umum YLBHI Asfinawati, Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa, dan Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur.